Jakarta -
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan proyek rumah DP Rp 0 pada 18 Januari 2018. Kini, 8 bulan sejak peresmian, bagaimana penampakan proyek tersebut?
Proyek tersebut berlokasi di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, dan diberi nama Klapa Village. Proyek ini dijadikan percontohan yang dikerjasamakan oleh BUMD PD Pembangunan Sarana Jaya selaku pengembang proyek, dan kontraktor swasta PT Totalindo Eka Persada Tbk.
Konsep rumah DP Rp 0 adalah rumah susun alias rusun. Rencananya akan dibangun dua tower. Namun, kami lakukan pembangunan satu tower terlebih dulu dengan rincian 513 unit dari tipe 36 m2 (2 kamar) dan 190 unit tipe 21 m2 (1 kamar).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya Pemprov DKI menjanjikan pada April 2018, masyarakat sudah bisa memesan rumah DP Rp 0, namun batal. Pemprov DKI menunda pemasaran rumah DP Rp 0 karena ingin membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang akan menangani proyek tersebut.
BLUD itu tak kunjung terbentuk. Singkat cerita, Pemprov DKI meluncurkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk menangani rumah DP Rp 0.
Buat mengetahui lebih lanjut bagaimana perkembangannya, baca berita selengkapnya.
Berdasarkan pengecekan detikcom di lapangan, Rabu (8/8/2018) belum nampak pekerjaan signifikan pada proyek Klapa Village. Apakah proyek besutan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno ini mandek?
Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk, kontraktor proyek DP Rp 0, Donald Sihombing mengatakan proyek tersebut memang berjalan lambat, namun dia memastikan tetap berjalan.
"Jadi itu terlambat karena gambar (desain proyek) yang dulu kita ubah, baru setelah gambar diubah baru dicek konsultan, (setelah itu) baru urus izin. Nah sudah urus izin baru (memulai pekerjaan fisik)," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Perubahan desain ini perlu dilakukan karena Totalindo dalam menggarap proyek di lahan tersebut sebelumnya dimiliki oleh kontraktor lain.
"Dulu kan kita take over dari orang. Dia kan ini desainnya ada perubahan desain. (Tujuannya) pokoknya perubahan desain gambar yang dulu kita ubah supaya lebih efisien," jelasnya.
Setelah perubahan desain selesai masih ada tahapan lain yang harus dilakukan. Itu dilakukan dengan mengikuti arahan dari konsultan.
"Artinya ada aturan yang harus ada konsultan, kapan kita boleh ngecor fondasi, itu semua ada tahapannya. Kita bukan proyek ini berhenti," tambahnya.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan, menjelaskan pengerjaan saat ini membangun struktur bawah, oleh sebab itu nampak belum terlihat signifikan progresnya.
"Ini lagi pekerjaan struktur bawah. Kalau struktur bawah kan memang nggak terlalu terlihat. Nanti begitu naik, dia baru cepat. Struktur bawah ini kita targetnya selesai di bulan September," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Yoory menjelaskan semua proses perizinan sudah beres, sehingga tak ada lagi yang mengganjal dari sisi administrasi.
Direktur Utama PT Totalindo Eka Persada Tbk Donald Sihombing mengatakan proses pemancangan struktur bawah sedang dikerjakan. Targetnya, paling cepat beres 2 minggu dari sekarang.
"Sekarang lihat saja sudah ada alatnya, alat pancang sudah ada, sudah mancang. Mungkin mancang itu selesai lah 2 minggu lagi. (Setelah itu) baru kita cor fondasi," jelas Donald kepada detikFinance
Donald menambahkan proses pekerjaan tiang pancang di bawah tanah ini sudah mulai dilakukan sejak 2 minggu terakhir.
"Saya nggak inget detail waktunya. Tapi dari 2 minggu lalu kita sudah mulai mancang, dan persiapan mancang," tambahnya.
PT Totalindo Eka Persada Tbk, menargetkan akhir 2018 nanti proyek rumah DP Rp 0 mulai kelihatan wujud fisiknya.
"Sampai akhir tahun (akan terbangun sampai) lantai 20," ujar Direktur Totalindo Eka Persada, Donald Sihombing, kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Donald optimistis target tersebut bisa tercapai di akhir tahun nanti
"Kita bikin gedung itu tiap 5 hari naik selantai, 5 hari naik selantai. Saya bangun Hotel Mulia (Senayan, Jakarta) 42 lantai cuma 10 bulan," sebutnya.
"Saya ini kerja ini mungkin sampai akhir bulan ini selesai mancang, terus sampai akhir bulan itu dari situ cor. Kita masih ada 4 bulan untuk struktur itu kelar. Sampai Desember kita targetnya kelar struktur," jelasnya.
Sementara itu Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan menambahkan sampai akhir tahun target pembangunan mencapai 35%.
"(Sampai akhir tahun progresnya) 35% minimal. (Gambaran fisiknya) sudah naik tuh (konstruksinya), sudah naik. Saya nggak tahu persis tapi sudah naik," kata Yoory kepada detikFinance.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan mengatakan proyek Klapa Village rencananya akan ditambah. Dari yang semula dibangun 703 unit menjadi 780 unit.
"Kita rencana memang mau ada revisi nanti, tapi revisinya justru positif, dari 703 unit yang sebelumnya kita sampaikan (akan dibangun), itu bisa berubah jadi 780 unit, jadi nambah," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (8/8/2018).
Rencana ini belum disampaikan ke Pemprov DKI Jakarta, dan rencananya akan segera disampaikan.
"Kita lihat lagi ada potensi penambahan. Kita memaksimalkan KLB (Koefisien Lantai Bangunan). Kemarin kan KLB belum maksimal. Kenapa nggak kita pakai saja semuanya," ujarnya.
"Jadi KLB yang ada kan belum maksimal. Ternyata setelah dihitung hitung itu bisa. Jadi nambah satu lantai, dari 20 jadi 21 lantai dengan ketinggiannya tetap memperhatikan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) di sana," lanjutnya.
Dengan dilakukan perubahan ini, pihaknya akan kembali merevisi perizinan dan mengajukannya ke Pemprov. Namun dia menjamin itu tidak mengganggu proses pekerjaan yang sekarang.
Kemudian, dengan ditambahnya unit, otomatis biaya investasi akan bertambah juga. Biaya ini ditanggung oleh Sarana Jaya dan PT Totalindo Eka Persada yang ditunjuk sebagai kontraktor. Tapi untuk nilainya masih dihitung.
Halaman Selanjutnya
Halaman