Pengembang Kerubungi Lahan Dekat Stasiun LRT

Pengembang Kerubungi Lahan Dekat Stasiun LRT

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 29 Apr 2019 09:37 WIB
Pengembang Kerubungi Lahan Dekat Stasiun LRT
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Bak gula, lahan di sekitar stasiun LRT dirubung pengembang properti. Tak hanya pengembang pelat merah alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta pun ikut ambil bagian.

Pengembang-pengembang ini menyerbu lahan di sekitar LRT untuk membuat kawasan hunian berkonsep transportasi, alias TOD (Transit Oriented Development).

Memang seiring dengan laju pembangunan moda transportasi di Jakarta konsep hunian yang nempel stasiun ini menjadi tren.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana berita selengkapnya? Simak informasi yang dirangkum detikFinance, klik halaman berikutnya.

Dua Apartemen Dibangun di Ciracas

Foto: Agung Pambudhy
Salah satunya yang terjadi di Stasiun LRT Ciracas. Dari pantauan detikFinance, Minggu, (28/4/2019), sudah ada dua lahan kawasan hunian berbasis TOD. Para pengembang pun telah memulai proyek pembangunan apartemen di sana.

Pertama terletak di 250 meter arah utara Stasiun LRT Ciracas, yakni Sakura Garden City telah memulai tahap pembangunannya. Kawasan TOD besutan pengembang swasta Trivio Group ini bahkan menggandeng 2 perusahaan besar asal Jepang, Daiwa House dan JOIN, yang bergabung dalam PT Sayana Integra Properti.

Rencananya, akan ada 4 tower yang dibangun di Kawasan Sakura Garden City ini. Nantinya, akan ada total 2200 unit dan 90 unit ruko yang disediakan di kawasan ini.

Bukan hanya itu, bertolak ratusan meter ke arah selatan Stasiun LRT ada juga kawasan TOD bertajuk LRT City. Kawasan ini merupakan besutan anak usaha perusahaan plat merah PT Adhi Karya.

Di tahap pertama pembangunannya ini, LRT City Ciracas akan membangun 2 tower apartemen dengan total 1630 unit, total towernya sendiri direncanakan ada 5. Apartemen LRT City Ciracas ini diberi nama Urban Signature.

Kawasan TOD sendiri sudah tidak asing lagi di Indonesia, khususnya Jakarta. Beberapa proyek hunian nempel stasiun ini sudah berjalan di beberapa titik.

Beberapa diantaranya adalah yang dilakukan di sekitar stasiun-stasiun Kereta Api. Setidaknya, di Jakarta saja sudah ada proyek TOD Pondok Cina, TOD Tanjung Barat, TOD Cisauk, serta TOD Tanah Abang yang masih berjalan pembangunannya.

Harga Hunian

Foto: Agung Pambudhy
Sakura Garden City sendiri ingin menonjolkan lingkungan hijau pada kawasannya. Rencananya, pengembang akan menyediakan ruang terbuka hijau sebesar 60% dari total luas lahan.

Untuk apartemennya, mereka menyediakan tipe studio hingga tipe 3 BR. Apartemen di Sakura Garden City sendiri dibanderol mulai dari Rp 500 juta-an.

Kawasan TOD ini terletak di utara Stasiun LRT Ciracas, kira-kira jaraknya hanya sekitar 250 m. Sakura Garden City juga dapat diakses melalui 2 jalur tol utama, Tol Jagorawi dan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).

Selain itu ada pula LRT City Urban Signature Ciracas. Tidak jauh berbeda, hunian TOD ini pun menawarkan apartemen dari tipe studio hingga tipe 3 BR. Harganya pun bersaing mulai dari Rp 500 juta-an.

LRT City Urban Signature Ciracas sendiri ingin menonjolkan kemudahan dalam bertransportasi bagi para penghuninya. Selain letaknya yang tidak jauh dari Stasiun LRT, kawasan ini pun menyediakan terminal bus khusus Ciracas Shuttle Bus Terminal bagi para penghuninya.

TOD Jadi Kebutuhan

Foto: Zaki Alfarabi/Infografis
Pengamat properti Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan bahwa memang kebutuhan sebuah kota saat kepadatan lalu lintas terjadi adalah kawasan TOD. Ali menyebutkan hampir semua kota besar di dunia pun melakukan pengembangan kawasan ini.

"Ya wajar jadi tren kalau lihat kebutuhannya. Sebetulnya dalam satu kota, hampir semua kota di dunia, TOD itu dibutuhkan saat kemacetan di mana-mana, dan TOD itu faktor yang bisa mengurai kemacetan," ungkap Ali, saat dihubungi detikFinance.

Ali mengatakan bahwa transformasi transportasi sebuah kota besar memang mengembangkan kawasan TOD. Menurutnya, dengan TOD kemacetan karena pengurangan kendaraan bisa terjadi.

"Memang transformasi alaminya satu kota seperti itu. Seperti kebutuhan satu kota untuk kurangi kendaraan pribadi dan arahin ke mass transportation dan semua larinya ya ke TOD," ungkap Ali.

Pasalnya, menurut Ali yang dinamakan TOD adalah kawasan yang mengumpulkan semua kebutuhan masyarakat untuk hidup. Mulai dari transportasinya, tempat berkerjanya, tidak lupa tempat tinggalnya dalam satu area yang tidak berjauhan.

"TOD itu harus ada semua, karena memang konsepnya seperti itu. Harus di satu kawasan ada transportasinya, huniannya, kawasan kantor, sampe ritel, jadi dia working, living, playing di situ," ungkap Ali.

Halaman 2 dari 4
(eds/eds)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads