Pembangunan Rusun Nempel Stasiun Tanjung Barat Dikebut

Pembangunan Rusun Nempel Stasiun Tanjung Barat Dikebut

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 28 Jul 2019 20:38 WIB
Foto: Herdi Alif Al Hikam
Jakarta - Rencana pembangunan hunian vertikal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) tengah dikebut oleh sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya dan perumahan.

Salah satunya rusun yang nempel di Stasiun Tanjung Barat. Proyek ini dilakukan oleh Perum Perumnas bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia.

"Kami melihat animo yang luar biasa pada proyek yang dinamai Mahata Tanjung Barat ini sudah sold out tower tipe subsidi dan terjual sekitar 85% untuk 1 tower tipe komersial," terang Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti di sela-sela peluncuran tower Prasada II Mahata Tanjung Barat, Jakarta (28/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dengan demikian, saat ini perusahaan berencana meluncurkan tower komersial berikutnya, dengan total unit hunian sekitar 440 unit yang dipasarkan mulai harga Rp 500 juta an.

"Sampai saat ini pembangunan fisik sudah mencapai level 7 dari level basement dan target konstruksi dapat diselesaikan di semester kedua tahun 2020," lanjut Anna.

Selain itu target serah terima konsumen akan bertahap dilaksanakan mulai pertengahan 2021. Proyek yang berdiri diatas 1,5 ha lahan yang berada tepat di Stasiun Tanjung Barat Jakarta ini menelan biaya sekitar Rp 720 Milliar.

"Berdasarkan survey market yang kami lakukan secara internal, tercatat sekitar 52.24% backlog terdapat di Jakarta, namun disisi lain lahan di Jakarta semakin meroket naik harganya setiap tahunnya. Ini yang memacu kami untuk menyiasati setiap idle asset yang dimiiki BUMN/D di area Jakarta khususnya untuk dapat dikerjasamakan dan dioptimalisasi menjadi hunian dengan harga terjangkau," papar Anna.


Di lain pihak semakin tidak terelakkannya kemacetan menuju pusat kota Jakarta, menurut data Kemenhub, di tahun 2024 akan terjadi konsumsi waktu hingga 4 jam dari kota penyangga seperti bogor tangerang menuju Jakarta dengan menggunakan mobil.

"Sehingga hunian terintegrasi transportasi KRL ini menjadi salah satu kunci jawaban masyarakat Indonesia untuk lebih efisien dalam kesehariannya, lanjutnya. Dengan sudah dikantonginya IMB Fondasi di tahun 2018 dan dilanjut dengan IMB definitif, kami optimis tahapan konstruksi proyek Mahata Tanjung Barat ini akan selesai sesuai yang telah ditargetkan," tegas Anna.


(dna/dna)

Hide Ads