Pengembang Perlu Baca! Ini Hunian yang Dimau Milenial

Pengembang Perlu Baca! Ini Hunian yang Dimau Milenial

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2019 13:33 WIB
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta - Hunian bagi milenial belakangan ini sering menjadi perbincangan. Ketersediaan rumah dan karakter milenial yang nggak mau ribet menjadi faktor sulitnya mereka mendapatkan tempat tinggal.

Milenial kebanyakan ingin hidup serba praktis. Mereka juga enggan berkorban waktu dan tenaga untuk membeli rumah yang jauh dari tengah kota.

Sementara di tengah kota lahan terbatas. Hal itu membuat harga hunian di kota melonjak drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan milenial yang rata-rata belum lama bekerja masih memiliki pendapatan yang terbatas. Alhasil kebanyakan dari mereka lebih memilih sewa rumah ataupun kos.


Namun menurut salah satu pengembang, PT Adhi Persada Properti (APP) kaum milenial sebenarnya mau membeli rumah tapak meskipun di pinggiran ibu kota. Memang perlu sedikit upaya untuk memahami keinginan kaum milenial.

"Mereka butuh kemudahan untuk segala hal. Intinya mereka enggak mau ribet," kata Direktur Pemasaran APP Wahyuni Sutantri di JCC, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Menurutnya hal itu sudah dibuktikan oleh APP melalui salah satu proyek perumahannya The Anggana Village Cibinong. Perumahan itu dibuat dengan konsep Smart Living.

Perumahan itu menawarkan keamanan yang dipantau CCTV selama 24 jam penuh. Kemudian lokasinya juga dekat dengan pusat pemerintahan Pemda Cibinong. Setidaknya milenial tidak perlu pusing untuk mengurusi urusan administrasi pemerintah.

Dari sisi fasilitas juga akses internet fiber optic. Setidaknya fasilitas itu bisa memanjakan kaum milenial yang haus akan akses internet. Ada juga co-working space.

Kemudian yang paling penting, kaum milenial ogah ribet dalam hal akses menuju tengah kota. Lalu hal sepele yang cukup kritikal adalah milenial mencari rumah yang dekat dengan tempat pelepas penat seperti cafe-cafe maupun mall.


Menurut Project Director The Anggana Village Tomy Fitrianto, dari 330 unit yang tersedia sudah lebih 50% terjual. Menariknya 20% diantaranya adalah kaum milenial. Sementara sisanya dibeli oleh konsumen dengan usia dalam rentang 35-45 tahun.

"Sinyal bagus dari sisi respon, karena secara realisasi penjualan untuk milenial 20%an. Jadi yang mereka inginkan ya praktis. Sistem rumah kalau bisa semua computerize, mereka maunya tahu bersih lah, semua dipegang pengelola," ucapnya.


Pengembang Perlu Baca! Ini Hunian yang Dimau Milenial



(das/dna)

Hide Ads