LRT City merupakan proyek mixed-use yang dikembangkan sebagai hunian Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan kereta ringan atau light rail transit (LRT) yang dikembangkan oleh ADHI.
"Selama ini kita melihat perkembangan kawasan hunian yang terintegrasi transportasi masal itu di luar negeri. Sekarang kita bawa budaya itu ke sini karena mau tidak mau kota-kota besar memang harus dirancang compact, simple serta berbasis transportasi seperti yang ditawarkan LRT City ini," ujar Setya Aji Pramana, Project Director LRT City Bekasi dalam keterangan resminya, Kamis (1/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarana LRT merupakan salah satu infrastruktur yang dikembangkan oleh Pemerintah, selain infrastruktur lainnya yang sangat masif di koridor timur Jakarta ini.
Sebut saja jalan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, jalan tol lingkar luar Jakarta atau JORR 2 ruas Cibitung-Cilincing dan Cimanggis-Cibitung, tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang saat ini sudah beroperasi seksi satu di Cipinang-KH Noer Ali.
Selain itu masih ada sarana transportasi kereta komuter double-double track Manggarai-Bekasi-Cikarang.
Dengan pengembangan infrastruktur yang sedemikian masif ini tentunya akan memecah jalur-jalur yang selama ini sangat padat dan mempermudah aksesibilitas kawasan ini dari seluruh wilayah Jabodetabek.
Lebih dari itu, sarana LRT akan memberikan kepastian transportasi yang nyaman dan ketepatan waktu tempuh maupun kepastian kereta (headway) setiap 3-6 menit.
"Konsep hunian seperti ini telah menjadi tren di kota-kota besar dunia seperti Singapura, Hong Kong, maupun kota-kota di Jepang. Nantinya dari Bekasi Timur ke Pancoran hanya 15-20 menit, ke Dukuh Atas (Sudirman) 45 menit.
Dengan jaminan kepastian waktu dan kenyamanan otomatis orang akan beralih dari kendaraan pribadi ke sarana ini dan ada lebih banyak waktu yang tersisa untuk meningkatkan produktivitas maupun bersama keluarga," jelas Setya Aji.
Perkembangan infrastruktur dan sarana transportasi ini juga pada akhirnya mendekatkan segmen konsumen yang tadinya dianggap jauh. Dengan sarana LRT, pekerja dari Jakarta akan lebih mudah aksesibilitasnya ke tempat pekerjaan.
Setya Aji mengatakan, sejak perkenalan Februari 2019 dan pemilihan unit di bulan Maret, progres penjualan Green Avenue telah mencapai hampir 200 unit. Harga awal untuk tipe studio (24 m2) Rp 360 juta dan sekarang sudah naik menjadi Rp 430 juta.
"Sejalan dengan progres pembangunan LRT kami sangat yakin proyek ini akan semakin diminati oleh masyarakat. Targetnya, tower pertama yang di-groundbreaking ini akan bisa diserahterimakan pada awal tahun 2022," Tandas Setya Aji.
(das/fdl)