Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo, Eddy Rizliyanto menjelaskan, kencangnya pembangunan infrastruktur membuat banyak pemain bisnis asuransi terjun. Alhasil, banyaknya pemain membuat mereka bersaing memberi premi yang rendah.
"Ya, pasti (pengaruh) cuma di bisnis konstruksi kempetisinya tinggi sekali dalam artian kan banyak project, pemain-pemain di situ agak jor-joran dalam hal premi sebenernya marginnya sudah tipis," jelasnya kepada detikFinance, di kantornya, Jakarta, Rabu lalu (14/8/2019).
Dia menuturkan, meski premi yang diberikan tipis tapi risiko klaimnya masih bisa terukur oleh perusahaan asuransi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menuturkan, karena risikonya terukur maka perusahaan asuransi tidak perlu melakukan asuransi ulang (reasuransi). Sehingga, keuntungan yang diterima besar. Kembali, keuntungan dari tidak melakukan reasuransi ini bisa dijadikan alat untuk memberikan premi rendah.
"Tapi tidak reasuransi kecuali (proyek) cukup besar, kalau project menurut saya diambil sendiri risikonya. Sehingga kalau nggak direasuransi marginnya tebel, karena marginnya tebel risiko kecil, dikasih premi rendah. Kalau sudah seperti tinggal tulang, dagingnya tinggal dikit," paparnya. (das/dna)