Mal dan hotel ini rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 11,7 ribu meter persegi di kawasan eks lahan Terminal Keudah, Banda Aceh. Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman sudah menggelar pertemuan dengan petinggi Nun Utama Holdings untuk membicarakan proyek tersebut.
Mereka yang hadir antara lain General Chairman Nun Utama Holdings Ahmad Mohd Adnan, General President Faza Al Farisi, dan General Director Zulhelmi Mairin. Walkot Aminullah mengaku peluang investasi di bidang bisnis dan jasa di Banda Aceh masih sangat besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Aminullah, lokasi eks Terminal Keudah tersebut cocok untuk dijadikan pusat perbelanjaan serta hotel. Jika berdiri di atas gedung, akan nampak pemandangan Krueng Aceh yang sarat dengan nilai sejarah.
Baca juga: 10 Pulau Menawan Malaysia |
"Soal perizinan wali kota di depan, tinggal kita atur teknis pengelolaannya. Harapannya peletakan batu pertama dapat kita lakukan dalam tahun ini," jelas Aminullah.
Wali kota berharap jajaran pemerintahannya dan masyarakat agar menyambut dengan tangan terbuka setiap calon investor yang datang.
"Layani dengan baik, mudahkan jangan dipersulit karena keuntungannya banyak bagi kita mulai dari menampung tenaga kerja, PAD meningkat, wisatawan bertambah, dan aset Pemko juga produktif," ujar Aminullah.
Sementara itu, General Chairman Nun Utama Holdings Ahmad Moh Adnan, mengatakan, rencana awal hotel dan mal akan dibangun di satu gedung 10 lantai. Dia juga sudah melihat lokasi lahan eks Terminal Keudah.
"Lantai satu hingga empat untuk mal, lima dan enam hotel, di atasnya hingga lantai 10 berupa menara seperti Twin Tower (Petronas) di Kuala Lumpur (Malaysia). Jika tak ada aral melintang, Januari 2020 sudah bisa dimulai pengerjaannya," kata Ahmad.
"Investment ke Banda Aceh akan lebih cepat sepertinya karena dukungan penuh dari pak wali," bebernya.
(zlf/zlf)