Usulan tambahan anggaran subsidi rumah murah atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sebesar Rp 2 triliun. Namun, Wakil Menteri PUPR Wempi Wetipo memastikan hingga akhir tahun tidak ada pencairan anggaran tersebut.
"Nggak ada (tambahan)," kata Wempi di JCC, Senayan, Sabtu (16/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya ini kan akhir tahun makanya kita evaluasi agar ke depannya lebih bagus," katanya.
Sebelumnya, Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan tambahan anggaran FLPP tidak bisa begitu saja dilakukan dari uang negara. Pasalnya, jika dipenuhi melalui uang negara, maka risikonya Pemerintah harus melakukan APBN-Perubahan.
"Jadi tentunya tidak bisa menambah seenak-enaknya, perlu ada APBN-P, kalau melihat waktu saya tidak yakin melakukan APBN-P dengan segera," ujar dia di kantor DJKN, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Isa menceritakan tambahan anggaran FLPP yang sebesar Rp 2 triliun bisa dipenuhi oleh PT SMF sebesar Rp 500 miliar, sehingga sisanya sebesar Rp 1,5 triliun harus dicarikan jalan agar bisa dipenuhi.
Apalagi, dikatakan Isa bahwa pihak pengembang telah meminta kepada pemerintah agar segera memenuhi tambahan anggaran FLPP guna bisa membangun rumah hingga akhir tahun 2019.
Adapun anggaran tambahan mencapai Rp 2 triliun yang bisa dimanfaatkan hingga akhir tahun 2019 ini untuk 20.000 unit rumah.
(hek/eds)