Industri ritel belakangan dikabarkan tengah lesu ditandai dengan sepinya sejumlah pusat perbelanjaan. Namun, data terbaru tampaknya mulai menunjukkan fakta sebaliknya.
Tak seperti pasar properti lainnya yang mengalami penurunan dari segi penyerapan, pertumbuhan properti di sektor ritel justru sedang moncer-moncernya sepanjang 2019 lalu.
"Dari semuanya, ritel paling berjaya di 2019," ujar Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia Anton Sitorus dalam jumpa pers di Panin Tower, Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Lantaran, ruang ritel di pusat perbelanjaan modern (mal) mampu memasok hingga 3,1 juta meter persegi (m2) dengan total permintaan hingga 75 ribu m2.
Hal itu membuat, tingkat kekosongan areal tenant mal di Jakarta bergerak turun ke angka 10,4% pada 2019 dari sebelumnya 12,1% di 2018.
Penurunan tingkat kekosongan tersebut terjadi karena stagnannya pertumbuhan mal-mal baru di Jakarta diiringi ramainya aksi renovasi yang dilakukan oleh mal-mal yang ada. Sehingga, menumbuhkan kepercayaan yang lebih tinggi lagi kepada para peritel untuk mengisi tenant di mal.
"Tahun lalu, mal banyak yang melakukan renovasi dan completed di kuartal empat tahun kemarin, ini membuat kunjungan ke mal meningkat sehingga permintaan ruang dari tenan-tenan melonjak," ungkapnya.
Sepanjang 2019, hanya ada 3 mal baru yang dibuka di Jakarta yaitu Lippo Plaza Mampang, Citywalk Gajah Mada, dan Citra Xperience. Sehingga, bila dihitung keseluruhannya, total suplai baru yang tersedia mencapai 24 ribu m2. Sedangkan, permintaannya tetap banyak yakni sebesar 75 ribu m2.
"Serapan paling banyak berasal dari brand-brand asing dan brand-brand ternama dalam negeri mulai dari F&B, health and beauty store, fashion, serta tenan hiburan, karena paling banyak diburu masyarakat," katanya.
Selain itu, penurunan tingkat kekosongan areal tenant mal terjadi karena harga sewa ruang ritel sendiri sepanjang tahun 2019 juga dipatok murah.
Rata-rata harga sewa ruang ritel dipatok sebesar Rp 346.000 per m2/bulan. Harga ini mengalami penurunan sebesar 0,6% dari rata-rata harga sewa tahun sebelumnya.
Akan tetapi, tahun ini, harga sewa tersebut diprediksi perlahan bakal naik hingga sekitar 3%-4% dari harga sewa tahun 2019.
Dengan demikian, tingkat kekosongan ruang ritel di mal tahun ini juga diprediksi kembali melonjak.
Selain karena meningkatnya harga sewa, juga karena semakin banyaknya mal-mal baru yang bakal di buka di tahun ini. Terutama yang berasal dari wilayah CBD Jakarta.
(dna/dna)