Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin meminta seluruh pihak mendukung program pencegahan stunting yang tengah dilakukan pemerintah. Begitu juga dengan pengusaha di sektor properti.
Menurut Ma'ruf, sektor properti punya andil dalam mencegah stunting, yakni dalam penyediaan air bersih dan sanitasi.
"Kesediaan air bersih dan sistem sanitasi yang baik berpengaruh pada risiko stunting yang harus ditekan angkanya untuk perbaikan generasi mendatang," kata Ma'ruf di Indonesia Properti Expo 2020 yang digelar Bank BTN di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Ia berpesan khusus ke BTN agar tak menyalurkan kredit bagi pengembang yang membangun perumahan tanpa ada saluran air dan sanitasi yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minta kepada Bank BTN agar jangan menyalurkan kredit kepada pengembang sebelum air bersih dan sistem sanitasi dipastikan cukup dan berfungsi dengan baik," terang Ma'ruf.
Ia menuturkan, saat ini tingkat stunting di Indonesia masih lebih dari 27%. Di 2024 mendatang, pemerintah menargetkan tingkat stunting turun di angka 14%.
"Ini targetnya sangat ambisius sehingga kita harus membantu termasuk penyediaan rumah untuk tidak timbulnya atau memperkecil stunting," imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) BTN Pahala N. Mansyuri menuturkan, dalam mengajukan kredit pembangunan perumahan baik subsidi atau non subdisi pihaknya memiliki standar ketat yang harus dipenuhi pemohon.
"Rumah non subsidi saja sudah ada standarnya apa lagi rumah yang bersubsidi. Standar yang kita terapkan untuk memastikan bahwa pencarian kredit, pemilihan kredit dan sebagainya itu memenuhi standar-standar yang tadi khususnya bagi mereka yang memperoleh kredit konstruksi dari Bank BTN," ujar Pahala.
(ara/ara)