Tangkis Corona, Pemerintah Gelontorkan Rp 1,5 T ke Sektor Properti

Tangkis Corona, Pemerintah Gelontorkan Rp 1,5 T ke Sektor Properti

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 26 Feb 2020 17:13 WIB
Deretan rumah subsidi di Kampung Geulis, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Jabar. Pemerintah menambah anggaran program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan.
Foto: Muhamad Rizal
Jakarta -

Dampak penyebaran virus corona semakin terasa terhadap perekonomian Indonesia. Baik dari sisi ekspor-impor, cadangan devisa karena penurunan jumlah wisatawan asing, dan sebagainya.

Untuk mencegah dampak corona terhadap perekonomian semakin meluas, pemerintah memberikan insentif terhadap maskapai di Indonesia yakni diskon tiket pesawat hingga 50%.

Selain itu, pemerintah juga menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk menambahkan subsidi dalam sektor properti, tepatnya pembelian rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Insentif perumahan) akan dilaksanakan mulai bulan April. Jadi sudah disepakati dalam ratas kemarin, dalam rangka corona ini ada stimulus perumahan sebesar Rp 1,5 triliun," ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Basuki memaparkan, pemerintah akan membagi Rp 800 miliar untuk Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Rp 700 miliar untuk Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). Targetnya, penambahan subsidi tersebut dapat diimplementasikan pada bulan April mendatang.

ADVERTISEMENT

"SBUM itu uang muka, SSB itu selisih bunga. Itu sekitar berapa ratus ribu rumah. Itu segera direalisasikan bulan April 2020," jelas Basuki.

Penambahan subsidi untuk pembelian rumah rakyat ini di luar kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang sudah ada sebelumnya.

"Iya, itu di samping FLPP yang sudah ada sekarang, itu tambahannya," ujar dia.

Menurut Basuki, pemberian insentif terhadap sektor properti khususnya perumahan ini bisa menjadi penangkal kuat akan dampak corona ke perekonomian RI. Pasalnya, setiap ada pembangunan satu rumah, terdapat 150 industri yang diberdayakan.

"Ya kalau itu bisa beli itu kan berarti menggerakkan, yang namanya rumah itu menggerakkan 150 industri lain. Ada yang beli kipas angin, ada yang beli rice cooker, kulkas, tempat tidur, macam-macam. Jadi itu menggerakkan ekonomi lainnya. Bangun-bangun itu beli paku, papan, semen, besi, jadi menggerakkan sekitar 150-an industri," pungkasnya.

Tangkis Corona, Pemerintah Gelontorkan Rp 1,5 T ke Sektor Properti



(fdl/fdl)

Hide Ads