Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mencari Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN). Jokowi menyebut ada empat kandidat pemimpin ibu kota baru.
Empat kandidat itu yakni Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana.
Dari nama-nama tersebut, Ahok dinilai punya peluang kuat untuk terpilih.
"Dari 4 orang tentu kemudian kita bisa tebak, Ahok paling punya (peluang) sebesar itu," kata Analis Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah kepada detikcom seperti ditulis Senin (9/3/2020).
Dia menjelaskan, dalam pemindahan ibu kita negara dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang besar, pembangunan infrastruktur, dana yang besar, serta proses yang panjang.
Selanjutnya, dalam pemindahan dibutuhkan orang yang tidak hanya berwacana. Lalu, punya pengalaman memimpin ibu kota negara.
"Oleh karena itu pembangunan ibu kota baru tidak semata membutuhkan orang yang berwacana, pandai berkata-kata, orang sekadar visi. Jadi orang yang punya pengalaman memimpin ibu kota negara," paparnya.
"Dan ia teruji orangnya punya kompetensi, punya kapabilitas, punya kapasitas untuk memimpin ibu kota negara," tambahnya.
Trubus menilai kandidat lain belum cocok untuk Kepala Badan Otorita IKN. Bambang Brodjonegoro misalnya, Trubus menuturkan, Bambang belum punya pengalaman untuk mengelola kota. Sementara Azwar Anas, meski menjadi pimpinan daerah tapi ruang lingkupnya tidak sebesar ibu kota negara.
"Kalau Pak Tumiyana teknis sangat menguasai teknisnya. Kalau Pak Tumiyana posisinya di posisi lapangan. Eksekusi pembangunan, eksekusi program," paparnya.
Sementara, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai pimpinan ibu kota baru mesti berintegritas, cerdas, cepat belajar, dan 'kenyang' alias sudah berkecukupan.
"Saya tidak melihat orang per orang, yang namanya pimpinan harus berintegritas," katanya.
![]() |
(acd/dna)