Mal di Jabodetabek Diprediksi Makin Sepi Sampai Akhir Tahun

Mal di Jabodetabek Diprediksi Makin Sepi Sampai Akhir Tahun

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 08 Jul 2020 12:13 WIB
Blok M Plaza/Herdi Alif Alhikam-detikcom
Ilustrasi/Foto: Blok M Plaza/Herdi Alif Alhikam-detikcom
Jakarta -

Properti pusat perbelanjaan (mal) tercatat mengalami penurunan terutama dari sisi keterisian ritelnya. Berdasarkan catatan Colliers International di Indonesia, meski tingkat okupansi atau keterisian ritel di Jabodetabek masih stagnan di kisaran 78-80% akan tetapi pada akhir 2020 mendatang, jumlahnya diprediksi akan terus turun hingga 73% (Year on Year/YoY).

Kemerosotan okupansi ritel terdampak langsung oleh virus Corona (COVID-19) yang membuat ritel-ritel tutup total dan menjadi lebih konservatif dengan rencana ekspansi.

"Dari kuartal lalu kita lihat, sudah kelihatan bahwa memang ada penurunan tingkat okupansi dan kita juga antisipasi sampai akhir tahun itu memang banyak beberapa toko itu sudah mulai tutup sedangkan yang lain-lain sembari nunggu dia normal biasanya melakukan renovasi," kata Senior Associate Director Colliers Ferry Salanto, Rabu (8/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak lain dari pandemi ini terhadap pasar ritel ialah membuat proyek ritel baru kesulitan menyewakan ruang. Akibatnya, harga sewanya semakin tertekan. Pada kuartal II-2020 ini, harga sewa ritel di Jakarta mengalami penurunan dari rata-rata Rp 600 ribu per meter persegi per bulan, anjlok menjadi Rp 550 ribu per meter persegi per bulan. Sampai akhir bulan, harga sewa ritel akan stagnan di bawah Rp 600 ribu per meter persegi per bulan.

"Tarif sewa masih stabil tidak banyak perubahan-perubahan dari harga asking, sekali lagi ini harga penawaran. Tapi kita lihat di sini banyak pengelola yang mulai menawarkan insentif sewa, jadi mereka untuk menarik penyewa itu ada beberapa insentif yang mereka tawarkan, misalnya penundaan pembayaran bayar sewa, pembebasan bayar sewa atau memberikan harga sewa yang lebih kompetitif," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, akibat wabah ini, menurut Colliers hanya ada 1 proyek penambahan ritel yang selesai dibangun sepanjang 2020 ini. Adapun proyek yang dimaksud adalah penambahan ritel di CBD dan Astha yang merupakan bagian pengembangan dari komplek District 8 SCBD, Jakarta. Sisanya, meski konstruksinya tetap berjalan namun cenderung melambat sehingga membuat jadwal penyelesaiannya turut bergeser.

"Apa yang terjadi pada konstruksi, selama pandemi ini, konstruksi ini sebenarnya tetap berjalan tapi memang kita lihat ada perlambatan di situ, dan perkiraan kita memang ada beberapa mal yang mungkin nanti, proyeksi penyelesaiannya bisa saja bergeser, karena dengan kondisi kegiatan konstruksi yang lebih melambat," katanya.




(eds/eds)

Hide Ads