Ruang perkantoran di Jakarta sampai akhir tahun diramal bakal semakin ditinggalkan terutama sejak berlakunya imbauan kerja dari rumah (work from home/WFH). Bahkan hal ini diproyeksi masih berlanjut meski nanti pandemi benar-benar bisa diatasi.
"Kemungkinan kebijakan work from home ini akan diperpanjang dan beberapa company sudah mulai melihat bahwa ada satu tren yang akan berubah di masa depan, mungkin saja nanti pembagian kerja itu jadi lebih fleksibel, tidak semua orang di kantor, kecuali pandemi ini benar-benar berakhir, tapi kalau dalam short term kemungkinan itu akan mengubah sektor perkantoran ke depannya," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan data Colliers International Indonesia, tingkat hunian perkantoran terutama di daerah CBD Jakarta terus merosot. Data terakhir menunjukkan tingkat hunian perkantoran di CBD Jakarta mengalami penurunan hingga menjadi 82% saja. Diprediksi tingkat hunian perkantoran sampai 2021 mendatang bakal terus merosot hingga bisa di bawah 80%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini diyakini bakal membuat harga tarif sewa perkantoran ikut anjlok. Harga sewa perkantoran Kuartal II-2020 ini mengalami penurunan 5,7% dibanding kuartal sebelumnya.
Dari rata-rata harga sewa Rp 55 juta/ bulan, di kuartal II-2022 turun menjadi sekitar Rp 50 juta/bulan. Sedangkan harga sewa perkantoran di luar CBD Jakarta sejak akhir tahun 2019 stagnan di angka Rp 35 juta/bulan.
"Meski di tarif dasar sewanya masih akan sama, namun di level transaksi akan terjadi negosiasi yang berujung pada pemberian potongan sewa yang cukup besar, terutama untuk penyewa yang dapat mengangkat citra dan gengsi gedung kantor," sambungnya.
Penurunan tarif sewa gedung perkantoran ini bisa dimanfaatkan oleh coworking space. Kehadiran coworking space di sana bisa membantu gedung perkantoran bertahan di tengah pandemi.
"Walaupun kalau dilihat mereka (coworking space) memang memanfaatkan kondisi tenant market di mana harga sewa tertekan. Tapi itu cukup membantu konsistensi business office untuk bisa bertahan sampai sekarang ini," ungkapnya.
(eds/eds)