Pengembang Soroti Keberadaan Manajer Investasi di Tapera

Updated

Pengembang Soroti Keberadaan Manajer Investasi di Tapera

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 16 Jul 2020 15:43 WIB
Persatuan Peruhaan Real Estate Indonesia terus meningkatkan target jumlagh rumah setiap tahunnya guna mengejar target 1 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Real Estate Indonesia (REI) mengaku siap membantu pemerintah dalam membangun perumahan untuk program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Akan tetapi, menurut Ketua Umum REI Totok Lusida ada beberapa hal yang dianggap penting menjadi perhatian khusus demi kelancaran program Tapera ke depan.

"Kalau kita pengembang pasti siap pak, seluruh Indonesia siap membantu," ujar Totok dalam acara webinar nasional bertajuk Tapera Affordable Housing, Kamis (16/7/2020).

Adapun salah satu yang menjadi catatan dari para pengembang terhadap program Tapera ini adalah terkait keikutsertaan manajemen investasi dalam mengelola iuran peserta. Ia khawatir, iuran peserta yang dikelola manajemen investasi tersebut malah merugikan semua pihak bila tidak diawasi secara ketat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya yang takut cuma satu di dalam PP Tapera itu Pasal 28-31 bahwa modal ini akan bisa dikelola oleh manajemen investasi, pengelolaan ini tidak pernah untung, yang didapat masyarakat itu selalu buntung. Di awal itu pasti baik karena duitnya belum ngumpul, nanti kalau sudah ngumpul duitnya hilang semua nanti, yang rugi masyarakat," sambungnya.

Ia berharap BP Tapera dapat memberi jaminan kepada masyarakat atau mengubah skema pengelolaan iuran tadi dari investasi saham menjadi modal jangka panjang properti.

ADVERTISEMENT

"Ini gimana caranya supaya kita bisa meyakinkan bersama-sama bahwa uang ini dikelola dengan benar, mestinya uang yang ada itu bisa dikerjasamakan untuk jangka panjang, di sini kan ada BTN dan BNI untuk modal jangka panjang properti pasti lebih menguntungkan," imbuhnya.

Di sisi lain, Totok mengusulkan agar segala jenis iuran sosial masyarakat bisa dijadikan satu ke dalam Tapera agar tidak terjadi tumpang tindih satu sama lain.

"Tapera itu kalau bisa menjadi satu dengan unsur-unsur yang lainnya supaya tidak terjadi overlapping, sehingga Tapera dan Asabri, Taspen, BPJS-TK itu dijadikan satu dan semuanya masuk ke Tapera saja, sehingga Tapera tinggal kerja sama dengan SMF untuk pelaksanaannya sehingga model dari Tapera ini bisa untuk secondary market fund untuk pembiayaan jangka panjang," pungkasnya.




(ara/ara)

Hide Ads