Pandemi COVID-19 mengharuskan pelaku industri properti mengubah strategi pemasaran produk dari pola konvensional ke segmen digital. Hal ini diyakini ampuh dalam mengantisipasi berkurangnya peluang interaksi secara tatap muka antara tenaga pemasaran properti dengan calon konsumen seiring masih tingginya tingkat penyebaran corona virus.
"Saat ini memang terjadi perubahan yang sangat drastis dalam situasi dan kondisi bisnis. Semua pelaku bisnis dipaksa untuk bertransformasi menggunakan platform digital. Kita pun harus mengikuti perubahan itu, terutama mengingat kondisi pandemi akibat corona virus yang terjadi mengurangi interaksi pelaku usaha dengan pangsa pasarnya," ucap Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPP REI), Paulus Totok Lusida, dalam pembukaan "Zoom Course REI-BTN: Digital Marketing Tingkatkan Penjualan Properti", seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (29/10/2020).
Acara tersebut digelar secara virtual, 27-28 Oktober 2020 dan diikuti sebanyak 200 tenaga pemasaran dan developer Anggota REI se-Indonesia ini digagas oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan REI dan didukung sepenuhnya oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini sebagai upaya REI untuk mengantisipasi perubahan gaya hidup masyarakat yang sudah memasuki era transformasi digital yang kian gencar dipicu maraknya pembatasan sosial imbas pandemi virus Corona.
"Semoga peserta dapat meningkatkan penjualan setelah ikut pelatihan ini," ucapnya.
Direktur Consumer dan Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Hirwandi Gafar mengatakan, digitalisasi harusnya bisa dimanfaatkan oleh para pengembang untuk menjawab tantangan penjualan properti di tengah keterbatasan selama pandemi ini.
"Tantangan yang harus dihadapi pada masa pandemi adalah bagaimana sektor properti dapat tumbuh di tengah situasi keterbatasan yang ada. Dalam berbagai keterbatasan itu, masih terdapat peluang pergerakan sektor perumahan melalui kebijakan stimulus perumahan dan bantuan likuiditas pemerintah dalam penyaluran kredit perumahan," kata Hirwandi.
Lebih lanjut Hirwandi mengapresiasi pameran properti virtual yang sudah diselenggarakan DPP REI.
"Hal itu merupakan inovasi bisnis yang dilakukan pada masa pandemi ini. Kini DPP REI melalui Badan Diklat REI bersama BTN mengharapkan developer tetap dapat produktif di masa pandemi dengan menggelar pelatihan pemasaran secara digital," ujarnya.
Dia menyebutkan, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 60%. Ini merupakan peluang pasar yang sangat besar untuk menyasar target market properti bagi pengguna internet melalui strategi pemasaran menggunakan kanal digital.
"Hal ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam mengatasi problem penjualan properti. Para pelaku usaha properti diharapkan memiliki skill digital marketing untuk penjualan sektor perumahan nasional," ucap Hirwandi.
(dna/ara)