Pada zaman normal adalah biasa bagi developer bisa menjual 70-an unit rumah saat launching. Tapi, saat pandemi yang membuat konsumsi dan produksi mandek bersamaan, sebagian besar bisnis mati suri sehingga memicu resesi, dan properti bukan prioritas yang harus dibeli, bisa melepas 70-an rumah tentu istimewa.
Apalagi, kalau sampai ratusan unit dan harga rumahnya miliaran rupiah per unit. Tentu lebih istimewa lagi.
Meski demikian, sejumlah developer di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan beberapa kota besar lain di Jawa dan luar Jawa, mencatat prestasi istimewa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah faktor pemicu, sejumlah developer masih mencatat kinerja yang positif. Lokasi rumah, nama developer yang membuat konsumen yakin, kemampuan memahami situasi pasar dan menawarkan rumah yang sesuai dengan ekspektasi pasar, harga yang terjangkau menurut lokasi masing-masing, kualitas pengembangan yang baik, dan cara bayar yang meringankan, selalu menjadi faktor-faktor yang menentukan kesuksesan.
Menurut Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers International Indonesia (CII), sebuah perusahaan konsultan properti asing di Jakarta, saat resesi pun tetap ada orang yang punya dana lebih, atau memang sudah sejak lama mempersiapkan dana untuk membeli properti. Selain itu sebagian pemilik uang memang mencari momentum membeli properti saat resesi.
"Mereka inilah yang disasar pengembang saat pandemi," katanya.
Dari sisi developer, mereka tetap melansir proyek baru saat pandemi supaya tetap kelihatan eksis. Resesi juga menjadi momentum mereka berekspansi, sehingga saat situasi sudah normal lagi, mereka lebih siap.
"Kalau baru mulai (melansir proyek) saat situasi sudah normal, hasilnya pasti beda. Dengan melakukan launching sekarang, developer juga ingin memperlihatkan diri sebagai perusahaan yang kuat," jelasnya.
Apapun, inovasi, kreatifitas, maupun upaya para developer membuat produknya agar tetap terserap pasar dalam situasi seperti saat ini tetap layak dihargai. Karena itu kendati masih dalam suasana pandemi, majalah HousingEstate dan portal housingestate.id tetap menggelar acara pemberian penghargaan HousingEstate Awards (HEA) 2020 kepada sejumlah developer berprestasi itu. Diberikan juga penghargaan khusus (special award) kepada sejumlah bank penyalur KPR, produsen bahan bangunan, lembaga dan pelaku bisnis properti yang berprestasi.
Menurut Pemimpin Redaksi/Pemimpin Perusahaan HousingEstate Joko Yuwono, ajang HEA 2020 tetap didedikasikan untuk untuk para developer, industri bahan bangunan, perbankan, dan instansi pemerintah terkait yang berprestasi baik dalam penjualan maupun melakukan inovasi-inovasi.
"Kita patut bersyukur di tengah pandemi ini masih ada stakeholder properti yang tetap berprestasi. Tentunya kami sangat bangga untuk memberikan apresiasi yang tinggi ini dan semoga kesulitan di masa sulit ini menjadi pijakan yang kuat bagi setiap pelaku di industri ini. Kita juga harus tetap optimistis karena banyak kalangan yang memproyeksikan perekonomian tahun depan akan jauh lebih baik dibandingkan tahun ini," ujarnya.
Direktur Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M Hidayat juga memberikan apresiasinya terhadap ajang HEA 2020 ini. Menurutnya, sektor perumahan dan industri turunannya merupakan sektor strategis mulai kebutuhan pokok, salah satu pilar yang memperkuat bangsa, hingga benteng pertama untuk melawan pandemi.
"Saat pandemi kita harus lebih banyak di rumah dan di sini peran pengembang maupun produsen bahan bangunan harus lebih kreatif terkait desain hingga hal teknis lainnya. Bagaimana layout rumah supaya ada tempat cuci tangan di depan bahkan kalau perlu untuk ganti baju, bagaimana rumah banyak bukaan supaya udara segar dan cahaya bisa masuk, hingga kalau mungkin membuat ruang isolasi di rumah dan itu harus dipikirkan. Terkait bisnis yang berat, ajang HEA 2020 ini seperti menjadi setetes air di padang pasir karena penghargaan ini tentunya bisa membuat industri menjadi lebih bergairah," katanya.
(dna/dna)