Dikritik 5 Asosiasi Arsitek, Desainer Istana Ibu Kota Baru Bilang Begini

Dikritik 5 Asosiasi Arsitek, Desainer Istana Ibu Kota Baru Bilang Begini

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 24 Apr 2021 21:00 WIB
Desainer Istana Ibu Kota Baru
Foto: Vadhia Lidyana
Jakarta -

Desainer yang memenangkan sayembara rancangan Istana Presiden di ibu kota baru Kalimantan Timur (Kaltim), I Nyoman Nuarta menjawab kritik dari 5 asosiasi arsitek yang ditujukan padanya.

Sebelumnya, 5 asosiasi arsitek yang terdiri dari Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI), Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP) menilai desain tersebut tak dibuat dengan perencanaan matang.

Menjawab itu, Nyoman mengatakan desain itu telah dibuat dengan melibatkan arsitek, ahli struktur, lingkungan, pencahayaan, dan sebagainya yang berkolaborasi dengannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kan penggagas saja. Ahli-ahlinya dari arsitek segala macam itu terlibat di sana. Ahli konstruksi, ahli environment. Kan sekarang ada green design, itu semua ada yang terlibat di kita. Saya cuma memberi idenya ini begini, begitu, cocok nggak? Kalau nggak cocok bagaimana? Jadi tidak bekerja sendiri, ini menganggap saya bekerja sendiri," tutur Nyoman ketika ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

Ia memastikan, ahli-ahli yang tergabung dalam timnya itu punya kompetensi di bidangnya masing-masing dan bersertifikat.

ADVERTISEMENT

"Saya itu mendirikan biro arsitek karena diperlukan, dan mereka punya SKA. Terlibat juga ahli struktur. Gagasannya memang saya, yang mendesain struktur awal supaya memudahkan," imbuh dia.

Nyoman mengatakan, pembuatan desain itu juga mempertimbangkan sisi ekonomi. Dengan demikian, istana yang akan dibangun tak hanya menghabiskan biaya besar, tapi juga bisa memberikan hasil untuk negara.

"Kalau konsep saya itu melibatkan park, science, teknologi dan bisnis. Karena apa? Patung besar itu harus ada perhitungan bisnisnya. Kalau tidak siapa itu? Kan itu membutuhkan triliunan. Nggak logis kalau kita mem bangun itu tanp perhitungan," jelas dia.

Simak video 'Jokowi Bertemu 7 Asosiasi Profesi Bahas Ibu Kota Baru, Ini Hasilnya':

[Gambas:Video 20detik]



Di sisi lain, desain yang ia buat sudah melalui proses sayembara. Oleh sebab itu, ia mempertanyakan maksud dari kritik yang disampaikan 5 asosiasi arsitek tersebut.

"Masa terus melawan saya, harus banyak asosiasi? Terus ini penginnya seperti apa? Kok gayanya seperti ormas ini? Hak apa dia bisa mengadili, mengatakan ini jelek ini bagus? Apakah politik, atau betul-betul masalah estetika? Dan ingat lho, tim basic desain ini pimpinannya orang ahli, dia memegang SKA yg utama. Lainnya itu madya, madya, madya. Saya kan cuma penggagas doang," tegas Nyoman.
Sama seperti rancangan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dibuatnya, ia memastikan rancangan Istana Presiden ini sudah memastikan segala aspek karena ia berkolaborasi dengan ahli-ahli di bidang terkait.

"Saya sudah biasa berkolaborasi. Arsitek pun yang mendesain pasti dia berkolaborasi. Nggak mungkin," imbuhnya.

"Tapi proyek kayak begini ya nggak berani. Maka dari itu kalau ada kejadian apa-apa, terhadap GWK contohnya, nggak bisa mereka menyalahkan saya. Ahli gempa sudah ada, yang mengerjakan punya ISO. Lalu sudah tes terowongan angin ke Kanada untuk 100 tahun. Penguatannya perlu dikuatkan pada sayap, kita lakukan, dan semua punya license. Kita sudah melengkapi itu," sambung Nyoman.

Perlu diketahui, Nyoman adalah sosok di balik patung GWK yang telah dibangun sejak tahun 1990. Saat ini, Nyoman sedang fokus mempersiapkan pameran di China yang telah tertunda karena pandemi COVID-19. Pameran itu bertajuk Road to Beijing.

Ada 15 patung yang ia pamerkan di Beijing, China melalui Linda Gallery. Nyoman mengatakan, dirinya membuat karya-karya yang terinspirasi dari budaya Indonesia, misalnya patung yang ia namakan Borobudur VI. Karya-karya yang akan dipamerkan di Beijing juga menyesuaikan budaya Asia, khususnya China.

"Yang kita bawa ke sana, tentu karya-karya saya yang terakhir, ada yang sudah di sana. Ada yang besar-besar, tepaksa disimpan dulu di gudangnya Linda Gallery untuk nanti melihat redanya pandemi ini. Ada 15 karya yang cukup besar, di Singapura juga ada 15," papar Nyoman.

Nyoman dikenal dengan ciri khasnya membuat patung berbahan dasar logam. Hingga saat ini, belum dipastikan kapan pemerannya bisa terlaksana. Namun, ia berharap pandemi segera usai, sehingga bisa dilaksanakan tahun depan.

"Karya-karya sudah siap semua, tinggal pelaksanaannya. Tetapi karena pandemi kita tunda. Semoga tahun depan bisa terlaksana," tutup Nyoman.


Hide Ads