Pandemi COVID-19 berdampak pada sejumlah aspek usaha, bisnis kos-kosan tidak terkecuali. Pandemi membuat banyak aktivitas banyak dilakukan di rumah, sehingga kosan pun ditinggal penyewanya.
Di sisi lain, pemilik kosan tetap mengeluarkan biaya untuk perawatan atau meintenance. Bagi pemilik yang tak kuat, mau tak mau mereka menjual aset kosan tersebut.
Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) DKI Jakarta, Clement Francis mengatakan, penjualan kosan tergantung dari tingkat kebutuhan pemilik. Namun, dia memperkirakan, kos-kosan di sejumlah wilayah terdampak karena pandemi. Khususnya, kosan yang berada dekat dengan pusat pendidikan dan perkantoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tergantung daripada pemilik, tergantung dari tingkat kebutuhan, yang paling kena itu kan yang pasti yang basisnya dekat sekolahan tuh, kos-kosannya tuh," katanya kepada detikcom, Kamis (10/9/2021).
Wilayah tersebut seperti di Jakarta Barat terutama yang berdekatan dengan Universitas Trisaksi, Universitas Tarumanegara dan Universitas Bina Nusantara.
"Kalau yang daerah perkantoran itu kalau kita lihat Setiabudi, SCBD, kemudian itu Benhil," tambahnya.
Dia tak menyebut wilayah itu marak penjualan kos-kosan. Namun, dia meyakini ada penjualan kosan di wilayah tersebut. Ia menambahkan, aktivitas penjualan kosan ini tidak bisa dipukul rata. Kembali, dia mengatakan, hal itu tergantung dan kondisi masing-masing pemilik.
"Ya bukannya banyak (dijual), ada lah, kalau saya bilang pasti itu kan mereka titip ke temen-temen broker yang di daerah Jakarta Barat. Kita menyikapi ini adalah jangan ditarik global semuanya, tapi setiap orang itu dengan kondisi begini ada kebutuhannya. Jadi mereka mau jual ya mereka punya kebutuhan, kenapa, karena tidak ada pemasukan lagi," tambahnya.
Nah, bagi yang berminat usaha kos-kosan tak ada salahnya mengecek wilayah-wilayah tersebut. Siapa tahu, Anda bisa menemukan kosan yang dijual dengan harga miring.