Program KPR subsidi perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah habis pada akhir Oktober ini menyusul lembaga penyalurnya, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) dilebur ke dalam Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).
FLPP telah menjadi program pembiayaan perumahan utama yang sangat digemari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), namun seiring telah habisnya dana FLPP tahun ini untuk periode bulan November 2021 program bantuan untuk MBR yaitu Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) yang disalurkan Ditjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) Banten Roni Hadiriyanto Adali, pihaknya terus mendorong kalangan pengembang di Banten untuk memaksimalkan program subsidi perumahan dengan skema BP2BT karena ini program yang sangat menarik dan bisa menjadi solusi pembiayaan untuk MBR yang membutuhkan rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau FLPP bantuannya di subsidi bunga yang menjadi 5 persen selama tenor kreditnya, kalau BP2BT bantuannya diberikan di muka dengan besaran mencapai Rp40 juta. Memang dikenakan bunga komersial, tapi karena outstanding kreditnya lebih kecil secara umum besaran cicilannya juga tidak terlalu besar dibandingkan skema FLPP," ujarnya.
Karena itu Roni mendorong khususnya kalangan pengembang di Banten agar memaksimalkan skema BP2BT pada periode akhir tahun ini. Saat beraudiensi dengan DPD REI Banten pekan lalu, Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, rata-rata penyaluran KPR subsidi Bank BTN mencapai 15 ribu per bulan sehingga alokasi 11 ribu ini dipastikan akan habis pada bulan November.
"Jadi kalau harga rumahnya Rp150 juta dan dengan bantuan Rp40 juta outstanding kreditnya tinggal Rp110 juta. Kami juga memberikan berbagai kemudahan lain sehingga untuk dua tahun pertama cicilannya bisa lebih ringan dibandingkan skema FLPP. Jadi skema BP2BT ini sangat menarik dan pengembang harus memaksimalkan program ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Roni kembali mendorong para anggotanya khususnya di Banten untuk memaksimalkan program BP2BT. Hal ini juga untuk terus mendorong tren membaiknya sektor properti seiring program vaksinasi COVID-19 yang cukup sukses dan menggairahkan sektor bisnis.
REI Banten sendiri menargetkan bisa menjual hingga 12 ribu unit rumah dan kendati penyerapannya menurun akibat pandemi, beberapa bulan ini tren penyerapannya terus membaik. Untuk sisa beberapa bulan tahun ini REI Banten menargetkan bisa memasarkan hingga 4.000-an unit rumah.
Karena itu REI Banten secara aktif menyelenggarakan sosialisasi khususnya kepada kalangan pengembang dan masyarakat terkait program KPR subsidi dengan skema BP2BT. Pengembang juga bisa lebih siap dengan skema ini untuk membantu masyarakat mengakses rumahnya. Sosialisasi ini juga didukung oleh Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna.
"Waktu acara sosialisasi kemarin Pak Herry sampai bilang, ini ada bantuan untuk rumah Rp40 juta mestinya cepat dimanfaatkan. Jadi ini bentuk dukungan kami untuk memaksimalkan penyaluran KPR subsidi dengan skema BP2BT untuk menjadi solusi bagi masyarakat," pungkas Roni.
(dna/dna)