Krisis di China Dorong Harga Batu Bara RI Melonjak 33%

Krisis di China Dorong Harga Batu Bara RI Melonjak 33%

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 08 Nov 2021 20:45 WIB
Tak cuma di Kalimantan, Sumatera Selatan juga punya tambang batu bara. Tak tanggung-tanggung, tambang batu bara di Sumsel ini punya cadangan hingga 3 miliar ton
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Harga Batu Bara Acuan (HBA) per November mengalami lonjakan. Kenaikannya sebesar 33% atau US$ 53,38 per ton dari harga Oktober US$ 161,63 menjadi US$ 215,01per ton.

Kementerian ESDM mengungkap kenaikan ini dipengaruhi oleh datangnya musim dingin dan krisis batu bara yang dialami Tiongkok sehingga berimbas pada harga batu bara global.

"Harga ini merupakan level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir. Permintaan dari Tiongkok terus meningkat menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk menyebabkan terganggunya kegiatan produksi dan transportasi batu bara di provinsi produsen batu bara," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi dalam keterangannya, Senin (8/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor komoditas lain, seperti kenaikan harga gas alam juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batu bara global.

"Supercycle masih punya pengaruh mendorong kenaikan harga komoditas dasar akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi global baru pascapandemi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam catatan Kementerian ESDM, HBA sendiri terus mengalami reli yang luar biasa sepanjang tahun 2021. Dibuka pada level US$ 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari US$ 87,79 per ton, sempat turun di Maret US$ 84,47 per ton.

Selanjutnya terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021. Rinciannya, April di angka US$ 86,68, Mei US$ 89,74,, Juni US$ 100,33, Juli US$ 115,35, Agustus US$ 130,99, September US$ 150,03, dan Oktober US$ 161,63.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Lonjakan Kasus Covid-19 di China

[Gambas:Video 20detik]



Sebagai informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA bulan November ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama satu bulan ke depan.


Hide Ads