Pengembangan kawasan yang menerapkan berbagai fungsi properti di satu kawasan kompak merupakan tren kota masa depan. Kawasan ini diintegrasikan dengan sarana transportasi publik untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi atau konsep transit oriented development (TOD).
TOD telah sukses diterapkan di kota-kota metropolitan di dunia dan di sini pemerintah juga terus mendorong pengembangan TOD. Masyarakat di wilayah Jabodetabek juga kian merasakan kemudahan dari kawasan TOD seperti di Blok M yang terintegrasi Transjakarta, Lebak Bulus dengan MRT, kawasan-kawasan yang dekat fasilitas komuter, hingga yang saat ini terus dikembangkan yaitu kereta ringan LRT.
Menurut Steve Atherton, Director of Investment Services Colliers International Indonesia (CII), sebuah perusahaan manajeman dan konsultan properti global, ada banyak keunggulan dari properti yang dikembangkan terintegrasi dalam kawasan TOD hingga membuat banyak sektor bisnis yang ingin masuk untuk berinvestasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kawasan Jabodetabek sebagai pusat bisnis tidak pernah kehilangan pamor ditambah dengan pengembangan infrastruktur besar-besaran yang terus didorong oleh pemerintah pusat. Kawasan yang terintegrasi dengan moda transportasi modern akan membawa banyak perubahan khususnya untuk memudahkan konektivitas dan meningkatkan kemudahan hingga kualitas hidup masyarakat untuk jangka panjang," ujarnya.
Hal ini membuat konsep TOD memiliki potensi yang paling kuat terlebih berbagai survei juga menyebutkan kalau masyarakat sudah sangat jenuh dengan kemacetan. Survei CII menyebutkan, masyarakat mendambakan sebuah kawasan yang nyaman untuk tempat tinggal, bekerja, maupun memenuhi lifestyle yang membuat hidup lebih baik dan masyarakat bersedia untuk membayar lebih untuk konsep tersebut.
"Potensi TOD di sebuah kawasan mixed use menjadi kawasan yang menarik dari sisi investasi karena ada banyak hal yang dijual baik residensial, perkantoran, ruang ritel, dan lainnya. Ada banyak pihak yang bersedia membayar lebih mahal untuk properti di kawasan TOD sehingga pengembangan maupun value produknya akan terus meningkat lebih tinggi dibandingkan properti yang jauh dari moda transportasi masal," imbuhnya.
Bila melihat konsep pengembangan TOD di kota-kota maju dunia seperti Hongkong, 90 persen dari tujuh juta penduduknya sangat bergantung dengan transportasi masal berbasis rel tiap harinya. Pemerintah Hongkong juga kerap menjalin kerjasama dengan kalangan swasta untuk program Rail Plus Property untuk pengembangan kawasan TOD dan ini membuat harga properti di kawasan ini terus meningkat secara sustain.
Sekali lagi, sudah sangat tepat kalau pemerintah terus mendorong konsep ini khususnya di kawasan perkotaan yang padat sekaligus untuk penataan kawasan menjadi lebih baik. Contoh konsep TOD yang digandeng oleh pemerintah kota (pemkot) yaitu Urban Suites di Jalan Caman Raya, Jatibening, Bekasi, yang dijadikan pilot project untuk pengembangan konsep TOD oleh Pemkot Bekasi.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Ini Dia Waktu Yang Tepat Investasi Properti