Meski harga properti selangit, ternyata Jakarta masih menyimpan potensi. Para pengembang kini mulai membidik wilayah timur Jakarta.
Pemkot Jakarta Timur juga mulai mendukung. Sejumlah regulasi kini juga telah digodok untuk mengoptimalkan pembangunan di Jakarta guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kepala Suku Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta Timur Widodo Soeprayitno Forum Group Discussion Membedah Potensi Kawasan Emas Baru di Jakarta Timur belum lama ini menjelaskan saat ini Pemda DKI Jakarta tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang memberi peluang untuk pengembangan kawasan pemukiman lebih luas di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk mendorong pengembangan di Jakarta maka dibuat regulasi yang lebih ramah. Ini dilakukan sebagai evaluasi untuk lebih mengembangkan DKI Jakarta dan termasuk Jakarta Timur," ujar Widodo dikutip Minggu (24/4/2022).
Jakarta Timur disebut Widodo menjadi wilayah yang paling potensial untuk mengembangkan wilayah pemukiman. Sebab, Jakarta Timur merupakan kotamadya terluas di DKI Jakarta.
Meski demikian kepadatan penduduk DKI Jakarta justru menjadi yang paling sedikit berkisar 14 ribu jiwa per km2. Apalagi dari catatan Indonesia Property Watch, harga tanah di Jakarta Timur juga relatif masih rendah, namun memiliki pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan wilayah Jakarta lainnya. Selama lima tahun terakhir pertumbuhan per kuartalnya mencapai 3,48% dan menjadi yang tertinggi di Jakarta.
Untuk mendorong pertumbuhan, Widodo turut menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur khususnya di Jakarta salah satunya memang mengarah ke timur. Ini dilakukan guna mengoptimalkan koneksi Jakarta Timur dengan wilayah-wilayah sekitar, yang selama ini sebenarnya relatif terputus. Infrastruktur seperti Tol Becakayu, LRT Cawang-Bekasi, hingga lintasan ganda (double track) kereta api commuter line kini tengah didorong Pemda DKI Jakarta, maupun pemerintah pusat.
Belum lagi, Pemda DKI Jakarta juga kini tengah menggeber pembangunan jalan layang non tol alias fly over, maupun jalan bawah tanah atau underpass untuk mengurai simpul-simpul kemacetan guna mempermudah akses dari dan menuju Jakarta Timur. Misalnya Flyover Kampung Melayu-Tanah abang; Fly Over Bekasi-Cakung; juga Underpass Matraman. Pembangunan infrastruktur ini disebut Widodo juga ditopang oleh pelebaran jalan, serta penanganan banjir misalnya melalui Banjir Kanal Timur.
Stimulus dari regulasi ditambah potensi yang dimiliki Jakarta Timur untuk berkembang dinilai dengan pesat pada masa mendatang disebut Widodo juga menjadi satu daya tarik bagi pengembang properti untuk melakukan penetrasi di Jakarta. Widodo juga turut mengapresiasi misalnya Agung Podomoro yang sedang mengembangkan Bukit Podomoro Jakarta.
Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setko Kota Jakarta Timur Sarjono juga menyebut Agung Podomoro sebagai pengembang properti yang tak sekadar membangun hunian, melainkan memiliki komitmen terhadap pengembangan kawasan.
"Sebagai bentuk komitmen dari pengembang bahwa sebelum mereka membangun hunian, sebelum dijual mereka sudah memiliki konsep yang jelas dan memastikan bahwa penghuni bisa tinggal dengan aman dan nyaman," ungkap Sarjono.
Bersambung ke halaman selanjutnya.