Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil mengatakan Bank Tanah butuh modal hingga Rp 2,5 triliun. Namun, sampai sekarang masih kurang Rp 1,5 triliun.
Dia berharap tambahan Rp 1,5 triliun modal Bank Tanah bisa cair kembali tahun ini. Dia menyebutkan Bank Tanah baru berdiri 1 Januari 2022 lalu dan butuh modal untuk operasionalnya.
"Ini badan baru berdiri 1 Januari 2022, di Bank Tanah ini kita dapatkan dana modal awal Rp 1 triliun. Mudah-mudahan dapat lagi Rp 1,5 triliun pada tahun anggaran ini," jelas Sofyan Djalil dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR, Kamis (2/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila modal Bank Tanah sudah terkumpul semua, dia bilang lembaga ini bakal segera merekrut Dewan Pengawas.
"Mudah-mudahan ini akan jalan bisa efektif dan segera bisa rekrut Dewan Pengawas, perwakilan masyarakat yang disetujui DPR," papar Sofyan.
Modal awal Bank Tanah sebesar Rp 1 triliun sendiri didapatkan dari Penyertaan Modal Negara (PMN). PMN itu didapatkan pada Desember 2021 yang lalu.
Saat itu pemerintah menyuntikan dana sebesar Rp 34,2 triliun. Bank Tanah mendapatkan Rp 1 triliun. Sebagian besar sisanya diberikan untuk PT PLN, PT BPUI, PT KAI, hingga PT PAL.
"Saya bersama @erickthohir dan pak Sofyan Djalil menyaksikan penandatanganan Letter of Commitment oleh Direktur Utama PT PLN, PT BPUI, PT KAI, PT PAL, dan Bank Tanah, sebagai penerima PMN 2021 dengan nilai total sebesar Rp 34,2 triliun," kata Sri Mulyani dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati, Jumat (31/12/2021).
Bank Tanah sendiri dibentuk pemerintah dalam rangka upaya mendukung jaminan ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan untuk kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi lahan dan reforma agraria.
(hal/hns)