Jakarta -
Meredanya pandemi virus Corona saat ini direspons positif oleh para pelaku usaha yang yakin konsumsi masyarat mulai menanjak dan minat investasi juga kian meningkat.
Aktivitas masyarakat untuk plesir juga tampak meningkat seiring pelonggaran perjalanan yang dilakukan pemerintah.
Hal ini jadi angin segar tersendiri salah satunya bagi pelaku usaha sektor properti hunian apartemen hingga perhotelan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buktinya, PT Saraswanti Indoland Development Tbk berencana membangun menara apartemen Arjuna dan Bima di kompleks mixed use Mataram City, Yogyakarta pada semester kedua 2022.
Calon emiten berkode saham SWID itu menggunakan dana hasil initial public offering (IPO) untuk pengembangan menara keempat dan kelima di Mataram City tersebut.
"Dana hasil IPO kami gunakan untuk modal kerja, di antaranya untuk membangun Menara apartemen Arjuna dan Bima," kata Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk Bogat Agus Riyono dalam siaran pers, Rabu (22/6/2022).
Dia menambahkan, selain membangun apartemen, SWID juga akan membangun rumah tapak (landed house) Banyu Bening di Ambarawa, Jawa Tengah.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan PT Saraswanti Indoland Development Tbk, Agung Cucun Setiawan, menambahkan, proyek menara Arjuna dan Bima dibangun mulai semester II-2022.
"Tower Arjuna-Bima mulai dibangun pada semester kedua tahun 2022. Kapasitas menara tersebut 658 unit," tutur Cucun.
Dia menjelaskan, nilai proyek menara Arjuna dan Bima Rp 181,5 miliar. "Sedangkan nilai proyek Banyu Bening sebesar Rp 23,3 miliar. Dana pengembangan diambil dari hasil IPO," tutur Cucun.
Saat ini, SWID memiliki dan mengembangkan mixed use building Mataram City di Kota Yogyakarta. Di proyek ini telah beroperasi tiga menara yang mencakup satu hotel berkapasitas 264 kamar dan dua apartemen. Selain itu, tersedia sebuah Convention Center.
Segmen Menengah dan Menengah Atas
Sementara itu, Cucun mengatakan, apartemen di menara Arjuna tersedia tipe studio sebanyak 386 unit dan tipe two bed room (2BR) sebanyak 34 unit. Lalu, tipe di menara Bima mencakup studio sebanyak 187 unit dan tipe 2BR sebanyak 51 unit.
Target market apartemen tersebut mencakup mahasiswa di Yogyakarta. Lalu, para investor yang melihat Yogyakarta sebagai kota yang menarik untuk investasi dengan tingkat penyewaan tinggi.
Selain itu, para pensiunan yang tinggal di Yogyakarta dan para keluarga muda.
"Apartemen Arjuna-Bima kami jadikan sebagai apartemen zaman metaverse sehingga juga menyasar eksekutif muda yang memilih tinggal di tempat yang compact, praktis dan fungsional seperti apartemen," urai dia.
SWID membanderol apartemen di Arjuna dan Bima berkisar Rp 550-900 juta. "Segmen pasar yang kami bidik adalah ekonomi menengah dan menengah ke atas," tutur Cucun.
Sementara itu, tambah dia, untuk proyek landed house Villa Resort Banyu Bening akan terdiri atas 56 unit villa resort eksklusif dengan beberapa pilihan luasan tanah dan bangunan. Pilihan itu mencakup luas bangunan (LB) berkisar 52-103 meter persegi (m2) dan luas tanah (LT) berkisar 82-152 m2.
"Unit-unit tersebut akan kami jual di rentang harga Rp 650 juta hingga Rp 1,15 miliar," kata Cucun.
Perseroan akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema penawaran umum perdana saham (IPO). Pengembang properti ini akan melepas sebanyaknya 340 juta saham atau setara 6,31% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Perseroan menawarkan harga saham di kisaran Rp 180-200 per saham.
Mengutip prospektus perseroan, total dana hasil IPO yang akan dihimpun oleh perseroan diperkirakan mencapai berkisar Rp 61,2-68 miliar.
Secara bersamaan perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 340 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau setara 6,74% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh