Berdasarkan pemberitaan detikcom pada 2014, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bilang mau melanjutkan program itu lagi, tetapi nyatanya tidak terealisasi. "Kalau saya masih ingat bagaimana kita membuat kebijakan rusunami, rusunawa. Kita harus lanjutkan lagi," kata JK di acara Talkshow bersama Pengembang dari Real Estat Indonesia di Jakarta, 28 Agustus 2014.
Niat mulia itu harus dikubur dalam-dalam karena program rusunami 1.000 tower tak berhasil alias gagal total. Dari target, hanya 138 tower yang terealisasi hingga terbangun atau hanya 13% dari target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realisasinya 138, kalau kita hitung itu 10% lebih (13,8%) dikit dari 1.000 tower," kata Deputi Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaung dalam acara Sosialisasi Tingkat Nasional UU Rusun di Hotel Sahid Jakarta, 12 April 2012.
Alasan Rusunami 1.000 Tower Mangkrak
Endra menduga mangkraknya bangunan tersebut karena kesulitan biaya dari pengembang swasta. "Rusun ini kan dibangun oleh pengembang swasta dan dana swasta (non APBN). Rusun tidak selesai mungkin karena kesulitan pembiayaan untuk menyelesaikannya," jelasnya.
Berdasarkan penelusuran detikcom, di bangunan lokasi syuting Pengabdi Setan 2 tertulis 'PROYEK INI MILIK PT CITILAND PERSADA ABADI DAN PT BUMI MANDIRI PERSADA'. Sampai saat ini pihak pengembang tersebut masih dicoba untuk dihubungi.
Berdasarkan catatan detikcom, Kemenpera pernah menjelaskan bahwa banyak kendala mengapa program rusunami 1.000 tower tak berjalan maksimal. Masalahnya mulai dari regulasi pemerintah daerah, hingga rendahnya minat kalangan pengembang.
"Pertama zonasi itu nggak jelas dimana, DKI mereka membuat zonasi dari Barat ke Timur sudah dilengkapi KLB (Koefisien Lantai Bangunan), KLB-nya masih rendah. Lalu perizinannya juga kurang jelas, waktu itu pernah ada satu rusun sudah dipancang oleh wapres tapi bulan depannya disegel. Perizinannya belum jelas. Lalu soal retribusi, masih soal perizinan juga retribusi ini 50%, tapi faktanya untuk itu butuh rekomendasi, rekomendasi juga butuh uang," papar Pangihutan.
Indonesia Property Watch (IPW) pernah mengatakan bahwa program 1.000 tower digelontorkan tanpa perencanaan matang serta kajian mendalam sehingga jadi salah satu proyek pemerintah yang gagal.
"Banyaknya kalangan yang menilai bahwa program rusunami ini telah salah sasaran bisa dibilang iya, bisa juga dibilang tidak karena permasalahan yang utama bukanlah terletak pada siapa yang menghuni rusun-rusun tersebut setelah dibangun, melainkan salahnya kebijakan yang ada sehingga aturan main menjadi tidak jelas," kata Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda dalam situs IPW, Selasa (2/4/2013) silam.
(dna/dna)