Pejuang KPR Jangan Kaget Ya, Cicilan Rumah Bakal Tambah Bengkak!

Pejuang KPR Jangan Kaget Ya, Cicilan Rumah Bakal Tambah Bengkak!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 23 Okt 2022 06:30 WIB
KPR
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban

Masih Oke Buat Ambil KPR?

Menurut Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Assad, untuk masyarakat yang baru mau mengambil KPR, penting untuk mempertimbangkan penawaran dari bank, seperti diskon dan fixed rate atau harga tetap dalam beberapa tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena bank suka kasih penawaran, fixed rate 2 tahun atau 3 tahun pertama, kasih discount ya kan. Jadi mungkin kita bisa mempertimbangkan penawaran bank dulu. Karena mungkin 2-3 tahun pertama ini bisa mendapat fixed rate yang lumayan murah. Nanti setelah 3 tahun atau 5 tahun kondisinya berubah, sudah mulai agak stabil (bunganya)," kata Teja kepada detikcom, Sabtu (22/10/2022).

Sementara untuk masyarakat yang tidak mendapatkan fix rate dan membayar dengan skema bunga floating, menurutnya penting untuk menyesuaikan jangka waktu cicilan dengan penghasilan dan kemampuan debitur.

ADVERTISEMENT

"Disesuaikan aja dengan kondisi sekarang. Misalnya, jangka waktunya dipanjangi atau kondisi mengurangi budget yang lain untuk bisa melunasi KPR kita. Supaya tidak mengurangi budget yang lain, jangka panjang dulu," kata Teja.

"Ketika kondisi sudah memungkinkan, cicilannya mungkin bunganya udah turun lagi atau gaji kita udah naik, baru kita bisa menyesuaikan jangka waktunya," lanjutnya.

Yang Sudah Ambil KPR, Harus Apa?

Pakar Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan, masyarakat yang telah ambil KPR dengan sistem floating atau mengambang pasti akan membayar cicilan yang lebih tinggi karena kenaikan suku bunga acuan. Oleh karena itu, mereka perlu membuat skala prioritas pengeluaran, dalam hal ini KPR masuk prioritas.

"Jadi, demi kita harus membayar dengan lebih banyak (ke KPR), makanya ada pos pengeluaran lainnya yang harus kita kurangi ataupun kita sisihkan. Apa itu? Nah biasanya adalah semua pengeluaran yang bersifat luxurious, yang bersifat senang-senang. Contohnya misalnya tidak membeli barang-barang yang memang tidak terlalu kita perlukan," jelas Andy kepada detikcom, Sabtu (22/10/2022).

Ia menyoroti pengeluaran seperti jajan dan ngopi yang bisa menjadi salah satu aktivitas yang kita batasi. Apabila kita tidak ingin dana 'senang-senang' dipangkas, mau tidak mau kita perlu mencari penghasilan tambahan. Yang terpenting ialah, kewajiban membayar KPR dapat tetap terpenuhi.

"Mau tidak mau seperti itu, kita membayar KPR bisa tetap berjalan. Sementara juga kita masih bisa untuk jajan dananya tetap utuh, ataupun sama seperti semula," kata Andy.

Saksikan juga Sosok minggu ini: Melia Lustojoputro, Gelorakan Musik Ramah Anak

[Gambas:Video 20detik]




Hide Ads