Belum lagi akibat banjir parah yang dialaminya pada September lalu juga ikut memperburuk keadaan ekonomi Pakistan. Dalam catatan detikcom, kerugiannya ditaksir hingga US$ 40 miliar dengan sektor pertanian yang mengalami kerusakan terparah.
Seperti yang diketahui, pertanian Pakistan telah lama berada di dalam kondisi krisis. Kebijakan pemerintah yang buruk, kurangnya investasi, dan otomatisasi yang rendah menyebabkan penurunan hasil panen, penurunan pendapatan pertanian, dan terjadi kemiskinan di pedesaan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya telah melakukan penggalangan dana untuk memberikan bantuan akibat banjir yang melanda Pakistan. Donasi tersebut akan berakhir pada Januari 2023 mendatang, namun hanya sepertiga dari kebutuhan Pakistan yang terpenuhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PBB telah meminta US$ 816 juta tetapi LSM PBB hanya menerima US$ 262 juta sebagai bantuan internasional," menurut Islam Khabar, dikutip dari business-standard, Selasa (20/12/2022).
Keadaan di sektor industri juga sedang dalam keadaan krisis. Menurut laporan Biro Statistik Pakistan (PBS) sektor manufaktur mengalami penurunan 7,75% yang meliputi industri tekstil dan mobil.
Sementara itu, diketahui Pakistan juga meminta bantuan finansial ke negara Teluk Arab. Dilansir dari Dawn, Riyadh akan memberikan bantuan finansial sebesar US$ 1 miliar untuk Pakistan dan pemerintah Qatar akan memberikan bantuan US$ 3 miliar.
(hns/hns)