Sederet Fakta RSDC Wisma Atlet Ditutup Akhir Tahun

Sederet Fakta RSDC Wisma Atlet Ditutup Akhir Tahun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 25 Des 2022 11:00 WIB
Saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia naik lagi. Kemenkes pun berencana mengaktifkan kembali Wisma Atlet jadi Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC).
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Wisma Atlet Kemayoran akan berhenti beroperasi sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ini adalah sinyal positif untuk Indonesia ke depannya.

Pada Maret 2020 lalu Wisma Atlet ini dioperasikan sebagai rumah sakit darurat. Kementerian PUPR melakukan sejumlah modifikasi mulai dari penambahan fasilitas laboratorium, farmasi, radiologi sampai ICU. Berikut fakta-fakta RSDC Wisma Atlet:

Ada 162.966 Pasien

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan dengan kerja sama dan dukungan penuh wisma atlet berhasil menjadi rumah sakit darurat dan menangani 162.966 pasien hingga Maret 2022.

Dalam surat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada Panglima Kodam Jayakarta Mayor Jenderal Untung Budiharto disebutkan penghentian operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran lantaran menurunnya kasus covid-19 dan mempertimbangkan jumlah keterisian kamar, khususnya RSDC Wisma yang secara signifikan berkurang jumlah pasien atau jumlah yang dikarantina sampai akhir November 2022.

ADVERTISEMENT

"Kami sampaikan untuk operasional Wisma Atlet Kemayoran akan dihentikan operasionalnya per 31 Desember 2022," demikian bunyi surat tertanggal 30 November 2022 yang ditandatangani Suharyanto.

Sarana Akomodasi Atlet Asian Games

Sebelum menjadi tempat isolasi para pasien COVID-19, awalnya ini adalah penginapan atlen Asian Games. Pada 2018, Indonesia merupakan tuan rumah Asian Games. Kala itu ada syarat yang harus dipenuhi dari Dewan Olimpiade yaitu Indonesia harus punya sarana akomodasi untuk memfasilitasi para atlet.

Dari laman pu.go.id disebutkan peresmian ini dilakukan pada awal 2018 sekitar akhir Februari. Sebagai informasi, Kementerian PUPR membangun wisma atlet sebanyak 10 tower yang terdiri dari tiga tower di Blok C-2 seluas 135.000 meter persegi dan tujuh tower di Blok D-10 seluas 333.700 meter persegi di kawasan Kemayoran.

Wisma Atlet juga sempat direncanakan menjadi rusunawa. Selengkapnya ada di halaman selanjutnya

Sempat Direncanakan Jadi Rusunawa

Nilai kontrak pembangunan wisma atlet ini sekitar Rp 3,7 triliun yang dilaksanakan multi tahun 2016-2017. Bangunan vertikal ini pasca pelaksanaan ajang Asian Games 2018 rencananya akan dimanfaatkan sebagai hunian bagi penduduk Jakarta yang berhak sesuai kriteria yang ditetapkan pemerintah antara lain untuk masyarakat menengah ke bawah dan relokasi permukiman kumuh yang ada di Jakarta.

Wisma ini sempat direncanakan menjadi rumah susun sewa (rusunawa) yang bisa dihuni oleh masyarakat kategori berpenghasilan rendah (MBR). Kala itu untuk tarif dipatok maksimum sepertiga dari UMP tempat bekerja atau sekitar Rp 1 jutaan.

Buat PNS

Pada 2019, ada lagi rencana jika wisma ini akan digunakan untuk hunian aparatur sipil negara (ASN) sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang ignin menyediakan hunian untuk para ASN, TNI dan Polri.

Dalam pemberitaan detikcom edisi (14/8/2019) Direktur Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Encep Sudarman menjelaskan jika Wisma Atlet Kemayoran akan difungsikan sebagai rumah dinas untuk ASN. Skemanya dengan sistem sewa dan saat itu sedang dibahas terkait biaya sewanya.



Simak Video "Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun, 227 Relawan Tetap Disiagakan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads