2. Glodok City
Glodok City, merupakan salah satu pusat perbelanjaan elektronik legendaris di Jakarta Barat, yang berdiri sejak 1970-an. Sayangnya, citra tersebut telah meredup. Pusat perbelanjaan ini seakan tak mampu bertahan di tengah gempuran pusat perbelanjaan baru yang mulai menjamur serta maraknya toko online.
Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda RI pun menjadi pukulan telak. Akhirnya, bangunan yang menjual alat elektronik hingga alat kesehatan ini pun semakin sepi bak kuburan. Jumlah gerai tutup pun bertambah dari waktu ke waktu, terutama di bagian lantai dua ke atas.
Bangunan dipenuhi dengan kios-kios tutup, yang ditempeli dengan pengumuman Dijual/Disewakan' terpasang. Ada pula beberapa kios yang ditempeli kertas pengumuman bertuliskan 'Ditutup Sementara' dari PD Pasar jaya. Sebagian pemilik toko di sana disebut-sebut pindah ke rumah dan beralih ke jualan online, ada pula yang pindah ke tempat yang lebih strategis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3. Mal Blok M
Mal yang dulunya terkenal sebagai satu-satunya 'Mal Bawah Tanah' ini merupakan kawasan legendaris yang digandrungi anak muda tahun 90-an. Lokasinya pun terletak tepat di bawah Terminal Blok M, Jakarta Selatan, yang punya posisi sangat strategis sebagai jalur transit alat transportasi.
Kini kondisi Mal Blok M jauh berbeda. Mal ini sepi di mana banyak toko tutup dan jarang pengunjung yang melintas. Disebut-sebut, mal ini mulai sepi sejak 2017 silam, kala Ramayana dan Robinson hengkang dari sana. Kondisi pun diperparah dengan terjangan COVID-19.
Selain itu, beberapa hal lainnya yang menyebabkan mal ini seolah-olah kota mati ialah keberadaan toko online, maraknya penjualan barang-barang bekas, dan hilangnya toko-toko besar yang dapat menjadi daya tarik kawasan ini seperti Ramayana. Hilangnya transportasi Metromini dan Kopaja juga menjadi salah satu faktor ekstra, di mana dulunya terminal ini merupakan lokasi transitnya kedua kendaraan tersebut.
4. Plaza semanggi
Plaza Semanggi di Jakarta Selatan mulanya merupakan pusat perbelanjaan yang ramai. Dulunya, banyak pedagang yang membuka toko di mal ini. Bahkan saking ramainya, untuk berjalan saja susah. Kala itu, toko-toko atau ruko terisi penuh. Ramainya mal juga didukung banyaknya event di Plaza Semanggi.
Namun, kondisi Plaza Semanggi kini sangat sepi, jauh berbeda dari sebelumnya. Plaza Semanggi juga sudah banyak ditinggalkan pedagang. Hal itu terlihat dari banyaknya toko yang tutup. Pengunjung Plaza Semanggi diperkirakan mulai berkurang pada 2018. Namun, terasa mulai sepi pada 2019. Sejak COVID-19 menerjang di 2020, kondisi mal ini semakin memburuk.
(dna/dna)