Kerusakan Lingkungan Bisa Dicegah dari Rumah, Arsitek Ditantang Adu Jurus

Kerusakan Lingkungan Bisa Dicegah dari Rumah, Arsitek Ditantang Adu Jurus

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 16 Apr 2023 07:34 WIB
(istimewa)
Foto: (istimewa)
Jakarta -

Berbagai isu mengenai bangunan hijau (green building) kian mutlak diwujudkan dan hal ini juga telah direspon oleh berbagai perusahaan termasuk produsen material bahan bangunan. Merosotnya kualitas lingkungan, pemanasan global (global warming), suhu bumi yang terus meningkat, membutuhkan partisipasi nyata dari semua pihak termasuk kalangan dunia usaha.

Salah satu hal yang penting untuk segera dilakukan adalah merancang rumah tinggal hingga gedung-gedung yang berwawasan ramah lingkungan. Hal ini untuk mengantisipasi aktivitas manusia yang konsumtif terhadap pemakaian energi sehingga bisa menganggu keseimbangan alam dan ekosistem alami.

Kerusakan lingkungan juga telah nyata dirasakan seperti bencana alam, perubahan iklim yang tidak menentu, kualitas udara yang terus menurun, dan sebagainya. Situasi ini juga berdampak pada menurunnya kualitas hidup masyarakat hingga memicu berbagai gangguan kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sektor konstruksi bisa mengambil peran penting terkait situasi ini dengan terus menciptakan pengalaman baru, ekspresi, maupun impresi terhadap ruang. Sangat penting untuk menggandeng kalangan arsitek sehingga bisa diciptakan bangunan maupun ruang-ruang baru yang tidak sekadar bentuk dan fungsi tapi juga berwawasan lingkungan.

Peran ini diambil oleh perusahaan di industri solusi atap dengan brand Onduline (Prancis). Mengusung visi untuk membangun dunia yang lebih baik, Onduline kembali menantang para professional arsitektur untuk menciptakan desain atap yang memungkinkan konsumsi energi bangunan menjadi lebih hemat melalui kompetisi Onduline Green Roof Award (OGRA) 2023 Asia.

ADVERTISEMENT

Kompetisi yang telah berlangsung sejak tahun 2013 ini telah dihelat keenam kali sepanjang satu dekade terakhir. Dalam kurun waktu itu telah ada 500 entri dan menampilkan belasan juri kompeten dari seluruh Indonesia. Melalui OGRA 2023 ini PT Onduline Indonesia kembali aktif untuk menghadirkan desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan (sustainable construction) dan kompetisi ini telah menjadi penghargaan desain di kawasan Asia yang mencakup enam negara: Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

OGRA 2023 Asia kali ini bertemakan Tropical Passive Roof Design for Low Energi Houses yang mencakup bidang arsitektur, desain interior, konstruksi, developer, konsultan perencana, dan konsultan pelaksana. Melalui ajang ini Onduline Indonesia kembali ingin berperan aktif untuk membangun dunia yang lebih baik.

"Event ini terbuka untuk arsitek perorangan dan proyek, desainer, pengembang properti, pelaksana, dan lainnya. Kami ingin dari kompetisi ini bisa hadir bakat-bakat terbaik dalam desain dan inovasi hingga menyediakan platform bagi para arsitek dan desainer berbakat untuk menampilkan karya dan proyek-proyek yang luar biasa," ujar Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane.

Dengan event ini juga diharapkan bisa menginspirasi lebih banyak arsitek dan mendapatkan banyak karya yang masuk dari Indonesia. Sebagai produsen atap ramah lingkungan, Onduline juga berkomitmen untuk terus mendorong solusi hijau dengan Green Label Indonesia terkait berbagai solusi atap.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Ketua Green Buildinng Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto mengatakan, Indonesia dan seluruh negara di dunia yang memiliki iklim tropis sudah seharusnya lebih berperan dalam panggung aplikasi hemat energi khususnya kalangan pengembang, arsitek, desainer interior, untuk bersama mengembangkan bangunan hijau sebagai wujud tanggung jawab pada lingkungan.

"Hemar energi adalah jumlah energi yang dikonsumsi rumah setara dengan jumlah energi yang dihasilkan dari sumbernya sendiri baik berupa panel surya maupun sumber energi terbarukan lainnya. Jita tidak dalam jangka panjang akan menganggu ekosistem alam dan menyebabkan kerugian yang besar seperti kualitas udara yang menurun, dampak kesehatan, hingga bencana alam yang sudah banyak terjadi," katanya.

Sementara itu Principal Architect Archimetric Ivan Priatman menjelaskan, sektor konstruksi berperan besar untuk menciptakan bangunan berkelanjutan terlebih rumah tinggal adalah kegiatan yang mengonversi lahan terbuka menjadi perkerasan atau bangunan yang memunculkan permukiman dan pusat-pusat pertumbuhan baru.

"Kenyataannya, emisi karbon dari sektor bangunan lebih besar dari industri dan transportasi. Emisi karbon adalah penyebab utama pemanasan global yang berdampak paling buruk pada lingkungan hidup. Arsitektur adalah manifestasi dari ide yang mengalir terus menerus dalam menciptakan pengalaman baru, ekspresi, dan impresi terhadap ruang, jadi bukan sekadar bentuk dan fungsi," jelasnya.

Karena itu konsep ramah lingkungan tidak hanya diidentikan dengan membuat sumur resapan, bukan sekadar menanam pohon atau tanaman perdu, tapi juga dengan pengurangan penggunaan listrik. Hal itu merupakan respon terhadap lingkungan dan ke depan harus lebih banyak digunakan sumber daya alam sekitar seperti sinar matahari, angin, atau lainnya.

Untuk diketahui, kopetisi ini dibuka pada 14 April 2023 dengan batas penerimaan karya hingga 30 Agustus 2023 dengan pengumuman pemenang akhir September 2023. Onduline menyiapkan hadiah total sebesar 9.200 dollar Amerika atau Rp145 juta.


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads