Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) merupakan lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah untuk mengkurasi, mensupervisi desain dari pemerintah hingga berada di tangan masyarakat.
Dalam melakukan kerja sama dengan pemerintah untuk membuat logo Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, bukanlah hal yang dilakukan dalam waktu sekejap. Sebelumnya, ADGI telah membuat beberapa identitas visual untuk HUT RI ke-71 hingga 77, G20 Summit, Keketuaan ASEAN 2023, Taman Ismail Marzuki, dan beberapa kementerian.
Kini, Otoritas IKN (OIKN) menunjuk ADGI sebagai mitra strategis dalam proses perancangan identitas visual, seperti logo, untuk IKN. Dalam pengerjaannya, tentunya terdapat beberapa tantangan yang dihadapinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan Kuratorial Logo OIKN sekaligus Dewan Penasehat ADGI, Rege Indrastudianto mengatakan dalam setiap proyek terdapat tantangannya tersendiri, baik secara online atau daring, birokrasi, administrasi, hingga pelaksanaan program desain yang sudah dibuat.
"Kita harus menjelaskan juga, 'kita ini bukan vendor. Kita asosiasi. Itu yang desain adalah desainer kita.' Dan itu yang harus terulang terus diucapkan ke pemerintah. Apalagi kalau nanti ganti menteri ganti presiden, itu pasti akan jadi tantangan baru lagi buat ADGI," tuturnya dalam media gathering di Dia.Lo.Gue, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
"Untuk menjelaskan itu sangat sulit, tapi ketika berhasil, kesulitan berikutnya di proyek lain pasti mengulang kembali hal-hal seperti itu," sambungnya.
Dewan Penasehat ADGI Derrie Kleefstra menambahkan, salah satu tantangan yang cukup berat terkait dengan timeline waktu pengerjaan.
"Jadi kadang-kadang timeline sebelumnya coba diubah gitu ya, sebisa mungkin dari ADGI kita juga harus fight kalau idealnya dengan waktu yang sudah disiapkan," kata Derrie.
"Kalau di IKN misalnya tidak ada voting (untuk logo IKN) tiba-tiba desainer diminta harus membuat video tentang masing-masing desain mereka dalam beberapa hari. Jadi hal-hal seperti itu sih yang sangat challenging untuk kita, tapi pengalaman yang sangat menarik juga sih. Membantu mental para desainer juga," paparnya.
Tantangan lain di halaman berikutnya. Langsung klik
"Kenapa harus dilakukan? Karena juga diskusi dan hasil kesepakatan bersama antara ADGI dan OIKN bahwa tujuan kita adalah kita ingin melibatkan desainer sebanyak-banyaknya. Kita mau mempopulerkan tentang kegiatan OIKN ini ke masyarakat, sehingga nanti masyarakan punya sense of ownership, sense of belongin terhadap IKN-nya," ungkapnya.
Dari 500 desainer yang mandaftarkan diri untuk membuat desain logo IKN, ADGI harus mengkurasi siapa-siapa saja yang bisa masuk untuk mulai membuat desain logo. Menurutnya, hal itu salah satu hal tersulit bagi ADGI.
"Pekerjaan paling berat dari ADGI di tahap ini adalah mengkurasi, bahwa kemungkinan desainer untuk memenangkan itu sama besar kemungkinannya," katanya.
"Jadi kita harus milih benar-benar yang terbaik untuk mereka bisa mengikuti tahap selanjutnya," sambungnya.
Setelah terpilih 10 desainer, mereka akan diberikan pembekalan terkait dengan logo IKN supaya paham konteksnya. Setelahnya, mereka mempresentasikan hasil desain mereka ke Kepala Otorita IKN dan jajarannya.
Barulah, setelah itu Presiden Jokowi memilih 5 desainer yang saat ini sedang dilakukan voting agar karyanya bisa menjadi logo IKN.
"Bukan cuma sekedar memilih bentuk, tapi Pak Presiden juga memahami konteks setiap logo itu rasional seperti apa," tuturnya.