PT Prospek Duta Sukses (PDS) Pengembang proyek apartemen Antasari Place di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, yang merupakan entitas anak PT Indonesian Paradise Property Tbk ("INPP") terus melakukan berbagai kegiatan untuk menjaga hubungan baik dengan para pembeli dan calon penghuninya.
Kegiatan dilaksanakan di The Residence OnFive, Grand Hyatt Jakarta pada pertengahan bulan Maret 2023 lalu merupakan salah satu diantaranya. Acara berupa ramah tamah ini dihadiri oleh jajaran Direksi dan Komisaris PDS dan Manajemen INPP, serta para pembeli unit Antasari Place.
Untuk mendapatkan pemahaman maupun insight terkait pelaksanaan proyek Antasari Place di bawah manajemen PDS baru, pakar hukum yang juga mantan Hakim Agung Gayus Lumbuun dihadirkan sebagai pakar di bidang hukum untuk memberikan penjelasan komprehensif terkait perjanjian homologasi yang telah disahkan oleh pengadilan dan berkekuatan hukum tetap, dimana di dalamnya mengatur kewajiban masing-masing pihak yaitu Developer maupun Konsumen/Pembeli Unit apartemen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum memaparkan pendapat hukum dari Gayus Lumbuun, Direktur Utama PDS A H Bimo Suryono mengatakan, untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen, PDS selaku pengembang sangat aktif menginformasikan perkembangan pembangunan proyek termasuk konfirmasi berbagai isu dan lebih khusus lagi informasi terkait progres pekerjaan proyek yang sangat baik.
Bimo Suryono mengatakan, pihaknya selalu menyampaikan kepada masyarakat luas khususnya pembeli unit apartemen, komitmen sebagai pengembang terkait penyelesaian proyek Antasari Place yang sejauh ini on the track dan sesuai jadwal.
"Hal tersebut tentunya bisa dilihat sebagai komitmen yang kuat dari kami selaku PDS baru di bawah nama besar INPP yang selama ini selalu bisa menyelesaikan proyeknya dengan baik atau nol persen wanprestasi," katanya.
Terkait perjanjian homologasi sesuai putusan pengadilan No. 140/Pdt.Sus-PKPU/2021/ PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 16 Maret 2021 telah mengatur hak dan kewajiban pengembang dalam hal ini PDS dan tentunya berlaku juga untuk konsumen.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Terlebih PDS baru juga telah menyelesaikan proses hukum dan menempuh jalan panjang dengan banyak pemeriksaan, untuk memastikan perusahaan bisa menjalankan seluruh amanat homologasi yang ditetapkan.
"Dengan telah terbitnya perjanjian homologasi ini maka semua pihak, dalam hal ini perusahaan pengembang maupun konsumen, tidak bisa menggoyahkan hasil keputusan yang telah ditetapkan. Semua pihak harus patuh kecuali dalam hal ada yang wanprestasi nanti pihak lain bisa menuntut dengan aturan yang juga telah ditetapkan di perjanjian homologasinya," jelasnya.
Homologasi merupakan produk peradilan yang tidak mudah untuk dibatalkan. Semua pihak harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan istilah pacta sunt servanda berasal dari bahasa latin yang berarti 'janji harus ditepati' (agreements must be kept), artinya setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang dibuatnya.
Di dalam perjanjian homologasi pengembang wajib menjalankan kewajibannya yaitu membangun proyek sesuai dengan spesifikasi maupun waktu yang telah ditentukan.
Di sisi lain, konsumen juga memiliki kewajiban untuk memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran unit yang telah dipesan atau melanjutkan cicilan sesuai Perjanjian.
Saat progres proyek terus berjalan dan nanti menjelang selesai (topping off), pengembang memiliki hak secara hukum untuk menerapkan ketentuan yang tegas terkait konsumen yang tidak juga melanjutkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
"Konsumen juga harus memahami fakta ini yang semuanya diatur dalam perjanjian homologasi. Saat nanti PDS selaku pengembang telah berupaya melakukan seluruh proses pembangunan sesuai timeline yang ditentukan dan pada saatnya konsumen tidak bersedia menandatangani perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) bahkan tetap meminta pengembalian uang, maka hal ini bisa menyebabkan tuntutan baru di pengadilan. Konsumen akan dianggap tidak patuh terhadap hak dan kewajibannya sebagaimana telah diatur perundangan yang berlaku," tambah Gayus Lumbuun.
Sementara itu Senior Project Manager Antasari Place, Adhi Irianto, memberikan paparan perkembangan pembangunan yang telah mencapai lantai 26 pada 13 Maret 2023 lalu (Saat ini telah mencapai lantai 33).
Antasari Place bukan hanya membangun proyek apartemen tapi juga mixed use dengan beberapa fasilitas pendukung. Diantaranya, fasilitas retail yang akan dikelola langsung oleh PT Pop Properti Indonesia (Cornerstone), dan merupakan salah satu entitas anak INPP.
Chief Financial Officer (CFO) Diana Solaiman mengatakan, fasilitas retail dengan sebutan "The Alley at Antasari Place" merupakan retail area diantara kedua tower untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat urban, khususnya di area CBD Jakarta Selatan.
The Alley ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penghuni apartemen Antasari Place dalam aktifitas sehari-hari. Dengan lokasi yang strategis, Antasari Place merupakan meeting point maupun hangout spot yang menyenangkan.
Perkembangan retail juga didukung dengan adanya aplikasi "Mall To Go" dari Cornerstone yang akan mempermudah penghuni untuk mendapatkan kebutuhan berbelanja. Berbagai tenant premium telah memberikan konfirmasi untuk mengisi "The Alley at Antasari Place".