Pemerintah akan merevitalisasi kawasan Gelora Bung Karno (GBK), khususnya Jakarta Convention Center (JCC). Hal itu dilakukan dalam rangka persiapan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN Plus yang akan diselenggarakan pada bulan September mendatang.
"Revitalisasi GBK ini dalam kaitannya dengan persiapan KTT ASEAN Plus. Jadi bukan semua venue olahraga, tapi ini venue JCC-nya," tutur Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja kepada wartawan di kantor Kementerian PUPR, Jumat (26/5/2023).
Rencananya, revitalisasi ini akan dilakukan berupa perbaikan-perbaikan seperti tempat parkir, renovasi gedung, dan lainnya. Endra mengatakan, pengerjaannya sudah dapat dilakukan pada satu atau dua minggu ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang diubah hanya JCC-nya, yang dipakai buat KTT. Kita punya waktu 4 bulan ya buat renovasi gedung, terus landscape-nya kita perbaiki, tempat parkir yang section memang untuk VIP di situ. Dan ini KTT Plus kan jadi bukan seperti KTT yang kemarin di Labuan Bajo kan hanya 7 kepala negara, kalau ini kan dengan mitra, mitra ASEAN," ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Rakhmadi A Kusumo, mengungkapkan rencana GBK dan Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) merevitalisasi kawasan Hotel Sultan menjadi ruang terbuka hijau. Sebab, pemerintah saat ini resmi menguasai lahan di kawasan GBK tempat berdirinya Hotel Sultan. Meski demikian, saat ini rencana revitalisasi itu masih dalam pembahasan.
"Soal rencana ke depan pasca ini semua, jadi kami sedang membuat revitalisasi kawasan ini menyangkut berbagai event besar yang kita rasakan tahun ini akan ada berbagai kegiatan internasional dari FIBA World Cup sampai KTT ASEAN Plus yang nanti bulan September, rencana ini memang masih dalam diskusi," ujar Rakhmadi saat jumpa pers di Kemensetneg, Kamis (25/5/2023) dilansir dari detikNews, Jumat (26/5/2023).
Rakhmadi mengatakan, sudah ada draft awal rencana terkait pembangunan ruang terbuka hijau. Dia berharap dengan adanya ruang hijau nanti masyarakat bisa menikmatinya.
"Sudah ada beberapa draft awal yang kami sudah sampaikan sama PUPR dan Kemensetneg juga terutama sebagai pemilik BMN (barang milik negara) yang inti atau jiwa dasarnya ialah bagaimana kita bisa berikan ruang terbuka hijau ke depan, bisa dinikmati publik lebih luas, akses lebih baik, ada fasilitas pendukung untuk masyarakat juga yang ada di sana, kurang lebih seperti itu. Mengenai nanti apakah nanti ada hotel atau segala macam, itu masih dalam pembahasan dengan Kemensetneg," jelasnya.
(hns/hns)