Hal ini disampaikan oleh Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/6/2012).
Rahmat menejelaskan penambahan utang pemerintah tersebut relatif aman yaitu 20% dari total pembiayaan APBN di tahun ini. "Anda hitung saja, 20 persen dari total kebutuhan pembiayaan kita," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penerbitan surat utang negara (SUN) di pasar domestik itu justru sangat bagus ikut dalam pengembangan pasar keuangan di dalam negeri," tambahnya.
Rahmat menilai utang pemerintah akan digunakan untuk pembiayaan infrastrukur. Utang harus ditambah karena adanya defisit anggaran.
"Kenapa kita masih menambah utang? Pertama APBN kita masih defsit, yang kedua kita harus melakukan refinancing utang karena masih ada utang-utang lama yang dibuat 10 sampai 15 tahun lalu," sebutnya.
Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga April 2012 mencapai Rp 1.903,21 triliun, naik Rp 99,72 triliun dari posisi di akhir 2011 yang nilainya Rp 1.803,49 triliun. Jika dibandingkan Maret 2012 yang jumlahnya Rp 1.859,43 triliun, maka utang pemerintah naik Rp 43,78 triliun.
(feb/dnl)