Nasionalisasi Tambang Emas, Hugo Chavez Banyak Dikecam Asing

Nasionalisasi Tambang Emas, Hugo Chavez Banyak Dikecam Asing

- detikFinance
Kamis, 19 Jul 2012 11:00 WIB
Caracas - Langkah Presiden Venezuela Hugo Chavez menasionalisasi seluruh sumber daya alamnya, termasuk tambang emas, mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sebanyak 20 perusahaan dari berbagai negara melayangkan arbitrase ke Bank Dunia atas kelakuan negara di Amerika Latin tersebut.

Perusahaan tambang patungan Rusia dan Kanada, Rusoro, merupakan salah satu dari 20 perusahaan tersebut. CEO Rusoro, Andre Papov, menilai langkah Venezuela itu memicu kerugian bagi bisnis dan pemegang saham.

Hal itu Papov kemukakan dalam keterangan tertulis di situs resmi perusahaan, seperti dikutip AFP, Kamis (19/7/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusoro juga menilai langkah nasionalisasi tambang emas di provinsi Bolivar itu melanggar perjanjian yang sudah dilakukan sebelumnya antara Kanada dan Venezuela.

Perusahaan tersebut juga menambahkan bahwa arbitrase ini merupakan satu-satunya jalan setelah pembicaraan dengan pemerintah Venezuela menemui jalan buntu.

Perusahaan lain yang juga ikut melayangkan arbitrase antara lain raksasa migas AS, ExxonMobil dan ConocoPhillips. Keduanya sudah lebih dulu melayangkan protes ketimbang Rusoro.

Pada Agutus lalu, Chavez mengeluarkan aturan mengenai kepemilikan domestik di tambang emas minimal 55%, sisanya boleh dipegang asing. Chavez beralasan, aturan ini diterbitkan dalam rangka kemandirian ekonomi nasional Venezuella.

Ia juga merasa aturan ini akan menghilangkan 'mafia' yang selama ini menguasai perdagangan sumber daya alam Venezuela. Selain itu, perusahaan asing yang menambang emas di Venezuela harus menyerahkan royalti 13% dari total produksi.

Venezuela masuk daftar pemilik cadangan emas terbanyak urutan 15 di dunia dengan jumlah 365,8 ton berdasarkan World Gold Council.
(ang/dnl)

Hide Ads