Hal ini Diungkapkan Wakil Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fahmi Matori. Ia mengatakan sebagian orang yang mengisi BBM khususnya Premium di SPBU terkadang isinya merupakan bensin jenis Pertamax.
"Banyak yang tidak tahu, orang isi Premium di SPBU kadang dapatnya Pertamax," kata Fahmi kepada detikFinance, Kamis (13/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya karena kita impor BBM jenis pertamax yang Ron atau Oktannya 92 ke atas. Jumlahnya sekitar 600.000-700.000 barel per hari," ungkap Fahmi.
Sementara, kata Fahmi kebutuhan nasional per harinya mencapai 1,3 juta barel per hari, sementara produksi BBM di kilang milik Indonesia hanya sekitar 600.000-700.000 barel per hari.
"Artinya harus ada tambahan impor BBM sekitar 600.000-700.000 barel per hari untuk menutupi kebutuhan BBM dalam negeri 1,3 juta barel per hari," jelas Fahmi.
Namun, impor 600.000-700.000 barel per hari tersebut bukan Premium, namun Pertamax yang RON-nya 92 ke atas. "Kita impornya Pertamax, karena di dunia ini tidak ada lagi yang produksi Premium," ucapnya.
Namun kata Fahmi, tidak mungkin impor pertamax yang ronnya sudah di atas 92 tersebut di Indonesia didowngread atau diturunkan oktannya menjadi Ron 88 untuk menjadi Premium. "Tidak mungkin dong diturunin kualitasnya menjadi 88, selain itu buat apa, kalau diturunkan juga akan mengeluarkan cost (tambahan biaya)," tuturnya.
Akhirnya, 600.000-700.000 barel Pertamax tersebut dilepas saja ke SPBU. βYa makanya bisa jadi sebagian masyarakat di Indonesia yang niatnya isi Premium justru yang keluar malah Pertamax,β tandas Fahmi.
(rrd/dru)