10 Skandal & Penipuan Investasi Terbesar Dalam Sejarah (2)

10 Skandal & Penipuan Investasi Terbesar Dalam Sejarah (2)

- detikFinance
Rabu, 20 Feb 2013 08:36 WIB
10 Skandal & Penipuan Investasi Terbesar Dalam Sejarah (2)
Foto: Investopedia
Jakarta - Uang dan sifat rakus manusia selalu berjalan beriringan. Maka dari itu tidaklah aneh banyak kasus penipuan investasi yang terjadi di seluruh dunia, meskipun banyak negara yang sudah punya hukum untuk mengatur investasi.

Perusahaan publik atau terbuka (terdaftar di pasar modal), berharap bisa lebih transparan kepada masyarakat sehingga tidak akan terjadi penipuan. Sayangnya, tidak semudah itu, banyak kasus penipuan dan penggelapan uang terjadi di perusahaan model ini.

Beberapa kasus di bawah ini, seperti dikutip dari Investopedia, Rabu (20/2/2013), termasuk ke dalam penipuan investasi yang terbesar sepanjang sejarah dunia. Sayangnya, banyak korban yang sama sekali tidak menyangka bahwa investasinya itu bodong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, ada salah satu perusahaan asing yang menggunakan nama dan wilayah Indonesia untuk penipuannya. Penasaran dengan perusahaan jahat tersebut? Klik tautan di bawah ini untuk memulai.

Raksasa telekomunikasi ini berada dalam pengawasan ketat setelah sempat ketahuan memakai dana operasionalnya untuk berinvestasi. Sebanyak US$ 3,8 miliar dana yang seharusnya dipakai untuk menjalankan bisnis malah diputar melalui investasi di tempat lain demi menggenjot omzet.

Ketika akhirnya ketahuan tidak menjalankan bisnis dengan baik, sebanyak 10.000 karyawan terpaksa dirumahkan, dan banyak investor yang mengalami kerugian masif melalui anjloknya harga saham perusahaan dari US$ 60 menjadi kurang dari US$ 0,2 per lembar.

Tyco pernah menjadi perusahaan yang sahamnya dianggap sebagai blue chip paling aman dan menguntungkan. Apalagi, kala itu perusahaan masih sehat dengan berbagai produknya, mulai dari komponen elektronik, berbagai alat kesehatan dan keselamatan kerja.

Semua itu mulai berubah ketika CEO Dennis Kozlowski mulai mengeruk kekayaan perusahaan melalui pinjaman lunak dan kepemilikan saham. Dengan bantuan CFO Mark Swartz and CLO Mark Belnick, Kozlowski mendapatakan pinjaman tanpa bunga senilai US$ 170 juta (Rp 1,6 triliun) tanpa persetujuan pemegang saham.

Kozlowski dan Belnick juga mengatur penjualan 7,5 juta lembar saham Tyco saham yang dilaporkan nilainya mencapai US$ 450 juta (Rp 4,2 triliun), juga tanpa persetujuan pemegang saham. Setelah skandal ini muncul ke permukaan, saham Tyco terjun bebas lebih dari 80% hanya dalam waktu satu bulan setengah.

Perusahaan kabel ini sempat menjadi perusahaan terbesar kelima di AS. Perusahaan ini mulai jatuh ketika tiga pendirinya bersama dua eksekutif lain terbukti melakukan beberapa konspirasi, kecurangan dan penipuan finansial dan diberi hukuman oleh otoritas setempat.

Setelah dihukum membayar denda oleh SEC, perusahaan akhirnya bangkrut dan membiarkan banyak investor gigit jari.

HealthSouth pernah menjadi salah satu penyedia jasa kesehatan paling besar di AS pada 1996 berkat pertumbuhannya yang pesat dan gencarnya akuisisi sepanjang dekade 90-an.

Sayangnya, CEO sekaligus pendiri HealthSouth, Richard Scrushy, masih belum puas dengan pertumbuhan ini. Ia meminta para karyawan senior beserta akuntannya untuk mengotak-atik omzet dan laba supaya lebih tinggi di laporan keuangan.

Skandal ini berlangsung sampai 2003, ketika SEC terbukti melakukan penggelembungan omzet hingga sebanyak US$ 1,4 miliar (Rp 13,3 triliun). Sahamnya pun jatuh dari US$ 20 menjadi hanya US$ 0,45 per lembar hanya dalam satu hari.

Mantan komisaris Nasdaq yang juga pendiri perusahaan broker Bernard L. Madoff Investment Securities, Bernard Madoff, dilaporkan kepada pihak berwenang oleh kedua anaknya sendiri. Ia pun ditangkap pada 11 Desember 2008 atas tuduhan melakukan skema Ponzi.

Pria berumur 70 tahun ini menutupi kerugian investor lama di perusahaannya dengan uang setoran dari investor baru. Dengan cara ini, ia bisa mendapatkan memberikan imbal hasil 11% per tahun dalam 15 tahun terakhir.

Strategi Madoff ini berhasil menggaet banyak investor, terutama karena bualan Madoff atas risikonya yang rendah. Selama masa penipuannya, ia berhasil mengumpulkan dana investor senilai US$ 50 miliar (Rp 475 triliun).

Hide Ads