Keduanya berseteru bukan tanpa sebab, ada satu hal yang mereka perebutkan, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), anak usaha perusahaan kongsi mereka Bumi Plc.
Apa yang menyebabkan hubungan mereka jadi kurang harmonis? Siapa saja yang terlibat selain Bakrie-Rothschild? Simak kisahnya di bawah ini, seperti hasil penelusuran detikFinance, Senin (25/2/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakrie-Rothschild Membentuk Bumi Plc
|
Vallar Plc merupakan perusahaan investasi milik keluarga Rothschild yang merupakan bankir terkaya di dunia. Kala itu, Vallar baru saja menggelar IPO raksasa di Bursa London senilai US$ 1,07 miliar atau Rp 9 triliun pada Juli 2010.
PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) menandatangani perjanjian jual beli dengan Vallar Plc untuk melepaskan 5,2 miliar saham BUMI di Rp 2.500 untuk mendapatkan 90,1 juta saham baru Vallar, di mana BNBR akan menerima 50,5 juta saham baru di Vallar seharga GBP 10 per saham.
Setelah transaksi itu, BNBR menjadi induk usaha Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan menjadi pemegang 25% saham BUMI. Vallar Plc pun berganti nama menjadi Bumi Plc.
Bakrie menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi Plc serta berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc, khususnya posisi Chairman, CEO dan CFO di Bumi. Dengan demikian Bakrie secara langsung maupun tidak langsung, memegang kendali manajemen dan operasi di BUMI.
Siapakah Nathaniel Rothschild?
|
Rothschild, kelahiran 12 Juli 1971 pernah tercatat di posisi ke-7 dalam daftar 25 manajer hedge funds terkaya di Inggris versi Sunday Times. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 650 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Nathaniel Rothschild pernah menikah dengan Annabelle Neilson namun bercerai pada tahun 1997, dan tidak memiliki anak.
Grup Bakrie Menguasai Top Manajemen Bumi Plc
|
Indra Bakrie, adik pengusaha kaya Nirwan dan Aburizal Bakrie menjadi Komisaris Utama Bumi Plc. Sementara Ari Hudaya dijagokan menjadi pimpinan Bumi Plc karena posisinya saat itu sebagai Direktur Utama BUMI. Sedangkan mitra Grup Bakrie, Rothschild, diberi jabatan sebagai wakil komisaris utama di Bumi Plc.
Backdoor Listing di Bursa Efek London
Foto: Reuters
|
Penandatanganan perjanjian jual beli saham telah dilakukan antara BNBR, PT Recapital Advisors dan Vallar Plc pada Selasa 16 November 2010. Mekanisme transaksi raksasa senilai Rp 27 triliun ini dilakukan melalui 2 cara, yaitu tukar guling saham dan pembayaran tunai oleh Rothschild.
BNBR melepaskan 5,2 miliar (25%) saham BUMI di harga Rp 2.500 per saham atau total senilai Rp 13 triliun kepada Vallar Plc. Perusahaan investasi milik Rothschild ini akan 'membayar' pembelian saham BUMI ini dengan memberikan 90,1 juta saham baru Vallar seharga GBP 10 per saham kepada BNBR.
Dengan transaksi ini, BNBR akan menguasai 43% saham Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan memiliki 25% saham BUMI.
Recapital, melalui anak usahanya PT Bukit Mutiara yang menguasai 90% saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) akan melepaskan 26,175 miliar saham BRAU atau setara dengan 75% saham BRAU kepada Vallar.
Mekanismenya dibagi menjadi 2 cara, Vallar akan membeli 12,215 miliar (35%) saham BRAU di harga Rp 540 per saham secara tunai dengan total Rp 6,596 triliun, sedangkan sisanya sebanyak 13,960 miliar (40%) saham BRAU akan ditukar guling dengan 52,2 juta saham baru Vallar atau setara dengan 24,9% saham Vallar.
Usai transaksi ini, kepemilikan Bukit Mutiara di BRAU tersisa 15% saham, sedangkan Vallar menguasai 75% saham BRAU. Transaksi ini juga menyebabkan terjadinya perubahan pengendali saham, sehingga Vallar wajib melakukan tender offer atas sisa saham publik BRAU di harga Rp 540 per saham.
Konsolidasi raksasa ini menyebabkan BNBR dan Bukit Mutiara menjadi induk usaha Vallar, di mana Vallar akan menguasai 25% saham BUMI dan 75% saham BRAU. Vallar pun akan berganti nama menjadi Bumi Plc.
Skema ini membuat kelompok bisnis grup Bakrie dan Recapital bersama-sama merambah bursa London.. Secara otomatis, BNBR akan menjadi pengendali baru Vallar yang selanjutnya berganti nama menjadi Bumi Plc.
Rothschild Mulai 'Mengusik' Grup Bakrie
|
Pria yang biasa dipanggil Nat itu menyatakan pelunasan lebih awal dalam rangka mengurangi beban utang BUMI itu dianggap tidak transparan.
Rothschild sudah mengirim surat kepada CEO BUMI Ari Hudaya pada Kamis 10 November 2011, atau selang satu tahun sejak Grup Bakrie-Rothschild berkongsi, isinya mempertanyakan kenapa perusahaan tambang yang banyak utang itu tidak menyelesaikan utangnya sekitar US$ 500 juta kepada Bumi Plc terlebih dahulu.
Sebelumnya, BUMI menyatakan sudah mempercepat pembayaran utang tahap pertama ke CIC sebesar US$ 600 juta itu. Total utang yang didapat Bumi dari CIC sebelumnya sebesar US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 16,15 triliun.
Menurut kabar di pasar, Nat Rothschild memang sedang mencoba mengkudeta Bumi Plc dari Grup Bakrie. Bahkan kabarnya, Nat ingin merebut kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR.
Selain itu, Nat juga telah menyebarkan isu default utang BNBR ke publik dalam upayanya tersebut. Namun, Grup Bakrie menyambut rencana penggulingan ini dengan membatalkan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Dengan pembatalan divestasi saham BRMS itu, grup Bakrie masih punya peluang memperoleh pinjaman untuk mengatasi utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse.
Bakrie Gandeng Salah Satu Konglomerat Tambang Indonesia, Samin Tan
Samin Tan (Foto: Reuters)
|
Saat inilah, Rothschild mulai mengintensifkan rencananya untuk mengambil alih Bumi Plc dan mengusir Grup Bakrie untuk hengkang dari perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc tersebut.
"Waktu saham Bumi (Plc) turun, dia (Rothschild) punya trigger untuk masuk. Dia punya partner yang masih afiliasinya untuk masuk sehingga bisa punya kendali," kata salah satu eksekutif di grup Bakrie ketika dihubungi detikFinance saat itu.
Grup Bakrie ternyata mengetahui rencana ini dan segera melakukan perlawanan, dengan cara membatalkan rencana divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang tadinya mau dijual ke Bumi Plc. Waktu itu, Grup Bakrie beralasan kondisi pasar masih belum kondusif.
Akhirnya, Grup Bakrie memilih menjual sekitar 23,8% sahamnya di Bumi Plc kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) milik pengusaha Samin Tan. Nilai transaksinya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun.
Uang yang didapat dari Samin Tan inilah yang digunakan untuk membayar jaminan atas utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse tersebut.
Setelah transaksi tersebut rampung, maka Grup Bakrie bersama Borneo akan menguasai 47,6% saham di Bumi Plc. Kembali, Rothschild mencoba berbagai cara untuk menggagalkan rencana ini supaya niatan menguasai Bumi Plc makin mulus. Bersambung...
Halaman 2 dari 7