Setelah beroperasi, pabrik ini diproyeksi menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Selama ini gondorukem juga digunakan sebagai bahan baku lilin dalam proses pembuatan batik.
"Pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar Rp 190 miliar ini akan menjadi pabrik pengolahan gondorukem terbesar di Asia Tenggara," ucap
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmanto di Jakarta, Rabu (9/10/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan kimia ramah lingkungan tersebut merupakan bahan baku bagi industri makanan dan minuman, adhesive, industri kertas, industri cat dan tinta, parfum dan farmasi. Bahan olahan ini nantinya digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan
impor.
"Bahkan produk gondorukem tersebut mengalami peningkatan di sektor ekspor yaitu sebesar 12%. Namun setelah pabrik tersebut mencapai kapasitas produksi
yang lebih tinggi maka juga akan diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, India, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Singapura," sebutnya.
Bambang mengungkapkan investasi untuk pabrik tersebut sekitar Rp 190 miliar bersumber dari utang senilai 70% dan 30% dari kas internal.
Pada 2013, Perhutani mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 500 miliar. Senilai Rp 190 miliar di antaranya untuk pembangunan
pabrik gondorukem. Sisanya untuk pembangunan pabrik sagu di Sorong sekitar Rp 200 miliar dan pengembangan pabrik pengolahan kayu plywood di Pare, Kediri.
(feb/hen)