Seks Tabu Digunjing, Sah Dibisniskan

Bisnis Seks di China (3)

Seks Tabu Digunjing, Sah Dibisniskan

- detikFinance
Senin, 02 Des 2013 14:01 WIB
Jakarta - Sekretaris cantik dari Shanghai itu ternyata rutin belanja sex toy di Internet. Langganannya adalah Taobao, marketplace online yang dioperasikan oleh Alibaba. Dia bilang, dirinya lebih suka berbelanja online.

“Sebenarnya saya tak malu mendatangi toko alat bantu seks, tapi saya bisa mendapatkan produk yang lebih bervariasi di toko online,” kata perempuan 25 tahun yang menolak disebutkan namanya itu.

Juru bicara Alibaba menyatakan, saat ini ada lebih dari 2.500 perusahaan alat bantu seks yang memakai platform online untuk berdagang. Hampir 50 persen perusahaan itu ternyata punya karyawan tak lebih dari 10 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dr Lucetta Kam Yip-lo, pakar gender dan seksualitas di Universitas Baptis Hong Kong mengatakan meski seks masih tabu dibicarakan, bisnis seks sendiri tak tabu lagi di China. “Banyak juga toko alat bantu seks yang dioperasikan oleh pemerintah,” katanya.

Pada awal tahun ini, model telanjang Zhang Xiaoyu meluncurkan beberapa model sex toy yang didesain berdasarkan vagina dan pinggulnya sendiri. Ini adalah produk alat bantu seks pertama yang dipromosikan oleh selebritas, seperti yang sudah populer di Jepang.

Kalau bisnis terang-terangan seperti ini didukung, tak demikian halnya dengan bisnis esek-esek alias prostitusi. Salah satu korbannya adalah Hotel Hilton di Chongqing, di barat China. Hotel besar ini ditutup dan kehilangan status bintangnya gara-gara prostitusi.

Prostitusi sebetulnya tak berlangsung di hotel itu, melainkan dijalankan di sebuah rumah bordil di bagian lagi komplek bangunan tempat Hilton berdiri. Tapi para pekerja seks dan tamunya rupanya banyak bertransaksi di hotel tersebut.

Rumah bordil adalah hal yang jamak di China. Kebanyakan berlindung di balik bisnis lain, seperti bar, sauna, panti pijat, dan salon. Sebagian kecil terang-terangan dengan memajang gadis-gadisnya di jendela. Berbeda dengan di Internet, pornografi adalah terlarang.

Tapi ada juga yang kebablasan. Seperti kisah sebuah situs Internet China yang menjual boneka seks berwujud anak-anak, tampaknya ditujukan bagi pedofil. Kehadiran situs ini sontak diprotes banyak aktivis. Mereka meminta situs itu ditutup.

Mereka bahkan mendirikan grup di Facebook untuk menolak situs online itu. Kelompok itu bilang, situs semacam itu sama saja dengan mempromosikan pedofilia, penyelundupan manusia, kekerasan seksual, dan pemerkosaan.

(DES/hen)

Hide Ads