Jawa 'Dihantui' Krisis Listrik 2018, Ini Antisipasi PLN

Jawa 'Dihantui' Krisis Listrik 2018, Ini Antisipasi PLN

- detikFinance
Senin, 17 Mar 2014 16:38 WIB
Bekasi -

Kondisi krisis kelistrikan telah terjadi sejak 2005 di Sumatera Utara dan sekitarnya, dan menyebabkan listrik padam hampir tiap hari. Jawa juga terancam mengalami hal yang sama di 2018.

Ancaman krisis listrik di 2018 terjadi karena 2 proyek pembangkit listrik berkapasitas besar di Jawa molor pembangunannya, hampir 2 tahun lamanya.

"Memang sekarang ini belum dirasakan, terlambatnya pembangkit listrik yang dibangun baru akan terasa 5 tahun lagi," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji ditemui di PLTGU Muara Tawar, Bekasi, Senin (17/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krisis listrik di Pulau Jawa diprediksi terjadi di 2018 karena 2 pembangkit, seperti PLTA Upper Cisokan berkapasitas 4 x 250 MW di Cianjur, Jawa Barat dan PLTU Batang di Jawa Tengah berkapasitas 1.000 MW terlambat pembangunannya.

"PLTA Upper Cisokan telat karena prosedur pembebasan tanah, sekarang sudah beres, tetapi proyeknya baru saja mulai dan sudah delay 2 tahun. PLTU Batang harusnya financial closing pada Oktober 2012 sampai saat ini juga tidak kunjung selesai, kapan mau mulai bangunnya, salah satu penyebab PLTU Batang belum mulai karena masih terkendala pembebasan lahan," ungkap Nur.

Nur menambahkan, untuk meminimalisir dampak defisit listrik di Pulau Jawa pada 2018 nanti, beberapa langkah sudah dilakukan PLN, yakni membangun 3 pembangkit listrik.

"Saat ini kita bangun 1 pembangkit listrik lagi di PLTU Adipala, Cilacap dengan kapasitas 1 x 600 MW, saat ini sudah masuk tahap konstruksi, dan PLTU Cilacap kapasitas 1 x 600 MW, serta menambah kapasitas di PLTGU Grati dengan menambah gas turbin sebanyak 1 unit. Semua itu kita persiapkan untuk menggantikan proyek pembangkit yang terlambat," tutup Nur Pamudji.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads