"Sebanyak 2/3 wilayah kita itu adalah laut dengan potensi Rp 255 triliun per tahun. Budidaya perikanan belum optimal dan illegal fishing lagi menjadi tren. Kemudian masih sedikit sekali pelaku yang mau terjun ke dunia perikanan di Indonesia," kata Wakil Ketua Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yudi Prayanto di acara Dialog Capres-Cawapres di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014).
Mendengar hal itu, calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo atau Jokowi berjanji menggenjot sektor perikanan dan kelautan di Indonesia. Salah satu yang akan ia lakukan bila terpilih menjadi presiden adalah dengan membangun ratusan pusat industri perikanan.
"Menurut saya, yang pertama adalah membangun sentra perikanan. Targetnya 100 sentra perikanan yang ingin kita bangun dan itu dilengkapi lemari berpendingin," papar Jokowi.
Sentra produksi ikan ini, lanjut Jokowi, nantinya akan terkoneksi dengan industri pengolahan dan pengalengan ikan. Tujuannya adalah melakukan sinergi antara nelayan dengan pelaku usaha untuk sama-sama menggenjot sektor perikanan di dalam negeri.
"Kita juga berharap agar pembangunan sentra perikanan kita dan kemaritiman melibatkan nelayan. Silakan dunia usaha membangun pabrik pengalengan ikan tetapi libatkan nelayan kita. Berikan harga yang baik sehingga nelayan bisa tingkatkan produksinya," jelas Jokowi.
Untuk mendukung produktivitas nelayan, Jokowi berjanji akan membantu permodalan secara total kepada nelayan. Caranya adalah dengan membentuk bank khusus nelayan.
"Ada banyak nelayan mengeluh mesin motor 5-15 tahun tidak pernah diganti, ini pemerintah mesti bantu. Kemudian permodalan dari mulai yang terkecil Rp 400 ribu hingga Rp 1,2 juta untuk melaut sehari-hari. Jadi perlu ada Bank Agro Maritim, ini perhatian khusus kepada sektor maritim kita," terangnya.
Langkah terakhir yang Jokowi lakukan adalah dengan membangun sistem pesawat tanpa awak (drone) agar bisa mengetahui titik-titik yang riskan adanya tindakan illegal fishing.
"Untuk menekan illegal fishing yang besar sekali, kita bikin sistem drone. Jadi bisa lihat di titik mana banyak terdapat illegal fishing," cetusnya.
(wij/hds)