Skandal makanan kembali terjadi di Tiongkok. Respons masyarakat pun beragam atas kasus ini. Anehnya, banyak yang merasa biasa saja atas daging busuk yang beredar di aneka restoran waralaba asal Amerika Serikat (AS).
Pemerintah kota Shanghai baru saja menutup pabrik penyedia daging olahan OSI Group karena menjual daging busuk kepada beberapa restoran waralaba terkenal dari negeri Paman Sam.
Daftar klien OSI Group yang selama ini menggunakan daging bermasalah tersebut di antaranya McDonald's, KFC, Burger King, Papa John's Pizza, Starbucks dan Subway.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara ini saya tidak mau makan di McDonald's atau KFC sampan situasinya kembali normal," kata Xu Xinyu (24), karyawan di sektor keuangan setempat yang ditemui Reuters di kedai mie samping restoran McDonald's di Shanghai, Selasa (22/7/2014).
Warga Tiongkok seolah tak lagi terkejut dengan munculnya skandal baru di sektor makanan ini. Bahkan beberapa dari warga Tiongkok ada yang cuek.
"Bukankah skandal seperti ini terjadi di mana-mana (di seluruh Tiongkok). Saya akan tetap makan karena sejak lama beritanya sama saja," kata mahasiswa bernama Li Xiaoye (20) sambil mengunyah burger sapi di gerai McDonald's Shanghai.
Selama ini, Tiongkok memang terkenal dengan banyaknya skandal kesehatan makanan karena minimnya pengawasan dan peraturan dari pemerintah setempat.
Salah satu yang paling parah adalah kasus yang terjadi 2008 lalu, yaitu ditemukannya penggunaan melamin pada produk susu balita. Setidaknya enam bayi dilaporkan meninggal gara-gara produk susu campuran ini dan membuat sakit 300.000 orang.
Awal tahun ini raksasa ritel dari negeri Paman Sam, Walmart, sudah berniat memperketat pengawasan para penyuplai produknya yang berasal dari China gara-gara produk daging keledainya yang ternyata mengandung campuran daging musang.
Sepanjang tahun lalu, Tiongkok mencatat ada ratusan kasus terkait masalah keamanan makanan, termasuk kasus daging sapi yang ternyata mengandung daging tikus dan musang.
(ang/ang)