Peresmian dilakukan bersamaan dengan beberapa proyek yang masuk ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I).
Dua proyek tersebut adalah proyek pengembangan Lapangan Gas Ruby, Blok Sebuku yang dikelola oleh Mubadala Petroleum dan Sisi Nubi 2B, Blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek Ruby menelan biaya Rp 5,5 triliun, sementara proyek Sisi Nubi 2B membutuhkan dana sebesar Rp 8,1 triliun.
"Proyek-proyek ini menunjukkan kerja keras pelaku industri migas yang terus komitmen mencari cadangan-cadangan migas baru di Indonesia,β katanya.
Lapangan Ruby berproduksi sebesar 85 billion british thermal unit per hari (bBtud). Seluruh produksi dipasok ke pembeli domestik, yakni Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk mendukung program ketahanan pangan di Indonesia.
"Hal ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memprioritaskan kenutuhan domestik dan memberdayakan industri pupuk nasional," katanya.
Proyek pengembangan Sisi Nubi 2B yang terletak di lepas pantai Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, meliputi memasang dua wellhead platform baru, termasuk jaringan pipa interkoneksi yang akan terhubung di dua platform yang sudah ada di masing-masing lapangan. Sesuai rencana pengembangan (POD) yang telah disetujui, proyek Sisi-Nubi fase 2 ( fase 2A β 2B) menambah 35 sumur dan menelan biaya US$ 1,033 miliar.
"Sebesar US$ 739 juta dilaksanakan untuk fase 2B,β kata Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan.
Pekerjaan ini melibatkan 1.200 orang dan 42 kapal berbagi jenis. Seluruh rancang bangun dan pabrikasi proyek ini dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan.
"Meski proyek ini melibatkan banyak orang dan peralatan, kami tetap fokus pada keselamatan kerja selama operasi offshore berlangsung," kata President & GM Total E&P Indonesie, Hardy Pramono.
(rrd/hen)