Banyak warga yang sudah punya rencana menghabiskan bonus raja tersebut, mulai dari ganti ponsel baru, liburan ke luar negeri, sampai menikah lagi.
Bonus yang diminta keluarga Kerajaan itu memang belum cair, anggarannya masih diurus oleh pemerintah Arab Saudi. Tapi rakyat negara kaya minyak itu sudah tidak sabar untuk belanja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlalu banyak pembeli yang datang sehingga kita tidak bisa melayani satu-persatu," kata pemilik Al Safwa Jewelry, Ali Bin Ali (32), seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/2/2015).
Menurutnya, suasana perdagangan di souk tersebut jauh lebih ramai dibandingkan sebelum meninggalnya Raja Arab Saudi sebelumnya, Abdullah bin Abdulaziz Al Saud.
"Bonus dari raja segera datang dan semua orang merasa seperti orang kaya," kata Ali.
Ali mengakui penjualannya naik hingga tiga kali lipat dalam satu bulan terakhir. Menurut Ali, stok emas yang mulai berkurang di Arab Saudi ini memicu naiknya harga jual emas.
Tapi sepertinya warga Arab Saudi tidak peduli atas naiknya harga emas itu. Masih banyak warga yang berburu emas di souk setempat.
"Raja kami ingin berbagi kekayaan dengan rakyatnya. Ini menunjukkan dia sangat peduli kepada kami. I love the king," kata perempuan 19 tahun pembeli emas bernama Noura Al Ammar.
Bonus raja ini juga menjadi pengalih perhatian rakyat Arab Saudi dari teror kelompok ekstrim ISIS yang selama ini mengganggu kestabilan di negara tetangga di Timur Tengah.
"Kadang-kadang kami juga perlu memikirkan hal-hal lain (selain teror ISIS). Sekarang waktunya untuk berbahagia," kata Fahad Al Harthy (27), programmer komputer yang baru saja membeli cincin emas bertatahkan berlian untuk istrinya.
Tak hanya perhiasan yang jadi sasaran, jam tangan merk terkenal seperti Rolex dan Omega juga menjadi incaran di pusat perbelanjaan setempat.
"Saya senang sekali. Sudah lama bisnis saya tidak seramai ini," kata Riyadh Abu Haimed (36), salah satu pemilik toko jam tangan.
(ang/dnl)