"Kalau nggak dimulai dari sekarang, kita jadi market, kita jadi pasar," kata Ketua Tim Mobil Listrik Nasional dari Institut Teknologi Bandung, Agus Purwadi, kepada detikFinance usai diskusi Mobil Listrik Nasional di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Lanjut Agus, mobil listrik akan menjadi tren dunia pada tahun 2020. Alhasil, riset atau penyempurnaan prototype mobil listrik harus dimulai lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Riset nggak bicara hari ini, Kalau kita tertinggal, yang manfaatkan orang luar, kita dapat dampak polusi, kemacetan. Itu kalau kita nggak siapkan," tambahnya.
Di tempat yang sama, Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Agus Puji Prasetyono menerangkan negara tetangga kini sudah masuk pada proyek mobil listrik nasional.
Program pengembangan mobil listrik nasional harus bersifat jangka panjang. Langkah ini juga untuk memberi kepastian bagi para peneliti, konsumen dan pelaku usaha.
"Pemerintah harus konsisten dan kotinue dalam merancang program mobil listrik nasional. Kemudian komitmen dunia usaha harus diperbaiki," sebutnya.
Dari soal penguasaan teknologi, Agus mengakui para peneliti atau insinyur mobil listrik nasional mampu mengembangkan komponen-komponen penting seperti baterai, motor hingga badan. Tantangan berikutnya adalah mempertemukan hasil riset dan dunia industri.
"Kita kembangkan baterai, motor listrik dikembangkan, charging station, inventor, baterai majemen sistem kemudian body light weight structure. Peneliti kita mampu untuk ciptakan itu," ujarnya. (feb/ang)











































