Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dan tudingan. Banyak pihak yang menyebut harga BBM di Indonesia tidak masuk akal, terlalu mahal dibanding harga pasaran di negara-negara tetangga dan di dunia. Benarkah?
Direktur Pemasaran PT Pertamina, Ahmad Bambang, membantah anggapan bahwa harga BBM di Indonesia mahal. Bila dibandingkan dengan Malaysia, harga BBM Indonesia memang terlihat mahal. Tapi, sebenarnya harga BBM Indonesia masih relatif murah, tidak tergolong mahal bila dibandingkan negara-negara tetangga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut perbandingan harga BBM Gasoline per 21 Maret 2016 di beberapa negara tetangga Indonesia, sebagaimana dikutip detikFinance dari data Pertamina:
- Vietnam: kisaran Rp 8.000-9.000/liter
- Kamboja: kisaran Rp 10.000-11.000/liter
- Laos: kisaran Rp 16.000/liter
- Filipina: kisaran Rp 10.000-11.000/liter
- Australia: kisaran Rp 12.000/liter
- Timor Leste: kisaran Rp 12.000/liter
- Singapura: kisaran Rp 18.000/liter
- Malaysia: kisaran Rp 4.000-5.000/liter
- Indonesia: kisaran Rp 7.050/liter
"Kenapa kalau bicara BBM, tidak dibandingkan dengan Singapura yang sangat mahal? Kenapa kalau Avtur dibandingkan dengan Singapura yang murah, bukan dengan Thailand yang mahal? Avtur dibandingkan dengan Singapura yang murah, tapi Pertamax tidak dibandingkan dengan Singapura, di sana mahalnya minta ampun," ucapnya.
Sulit juga membandingkan harga BBM di antara satu negara dengan negara lainnya, sebab tiap negara punya sistem dan kebijakan yang berbeda-beda soal harga BBM.
"Setiap negara punya cara. Kalau mau harga BBM Indonesia seperti Malaysia, ubah dulu sistem akuntansi negara ini supaya satu gentong antara subsidi dan penerimaan, bisa nggak?," tanya dia.
Harga avtur di Singapura misalnya, bisa murah karena wilayahnya amat kecil, tidak membutuhkan biaya distribusi yang sangat besar karena terdiri dari berbagai pulau seperti Indonesia. Harga avtur di sana juga sengaja ditekan oleh pemerintahnya untuk menggenjot sektor jasa. Indonesia tidak mengejar hal itu.
"Ada satu kebijakan negara dan proses. Singapura tidak ada biaya distribusi, pasti juga murah karena negaranya mengincar jasa internasional. Dia ada subsidi di sana. Dia kota jasa," tutupnya. (drk/drk)











































