Mengintip Rencana Rini Bentuk Holding Bank BUMN

Mengintip Rencana Rini Bentuk Holding Bank BUMN

Dina Rayanti - detikFinance
Senin, 09 Mei 2016 13:15 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus dikaji, di antaranya holding Bank BUMN. Proses finalisasi kajian holding Bank BUMN ditargetkan rampung 2016. Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno di Hotel Horobudur, Jakarta, Senin (10/5/2016).

"Sekarang sedang dikaji di (Kementerian) Keuangan semua, jadi pengkajian sudah kita lakukan jadi sekarang timnya sedang melakukan kajian di Kementerian Keuangan yang sudah selesai Pertamina, jadi masih ada dalam proses 5 lagi, moga-moga dalam waktu dekat bisa selesai juga," kata Rini.

Dari data yang diperoleh detikFinance, Kementerian BUMN akan membentuk holding baru di sektor perbankan konvensional (Holding Company/HoldCo). Di dalam holding baru ini, Kementerian BUMN belum memutuskan siapa induk dari holding perbankan konvensional pelat merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembentukan atau implementasi holding perbankan rencananya dilakukan di 2017. Holding Company ini nantinya akan membawahi 4 perbankan milik negara yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Di dalam holding baru ini juga terdapat anak usaha atau unit bisnis di bidang IT dan aset.

Lantas ke mana arah BUMN finansial atau keuangan lainnya seperti PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Danareksa (Persero), PT Jiwasraya (Persero) dan PT Pegadaian (Persero)?

Di dalam roadmap sektor jasa keuangan dan perbankan milik Kementerian BUMN yang diperoleh detikFinance, Bahana dan Jiwasraya akan diinbrengkan atau dimasukkan ke dalam BRI serta Danareksa diinbrengkan ke BNI. Sedangkan Pegadaian akan masuk atau diinbrengkan ke dalam holding perbankan konvensional.

Bila pembentukan holding Bank BUMN konvensional ini berjalan sesuai rencana, di luar perbankan syariah pelat merah, maka Kementerian BUMN menargetkan holding baru ini pada tahun 2019 bisa memiliki ekuitas atau modal nomor 5 terbesar di Asia Tenggara. (feb/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads