Mengenal Teknik Minapadi, Inovasi Sukses Pertanian Tradisional

Mengenal Teknik Minapadi, Inovasi Sukses Pertanian Tradisional

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 21 Jan 2017 15:05 WIB
Foto: Dok. FAO
Jakarta - Minapadi adalah teknik pertanian budi daya padi dan ikan yang telah lama dipraktikan di Indonesia, bahkan di banyak tempat di Asia. Amat disayangkan, intensifikasi pertanian 'modern' yang banyak menggunakan pestisida, membuat ikan dan hewan-hewan air tawar lain yang secara tradisional dapat menjaga kesuburan sawah mati, dan praktik-praktik itu secara lambat laun terlupakan.

Salah satu lokasi percontohan Mina Padi berada di di Dusun Cibluk, Margoluwih, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perwakilan dari kementerian terkait, termasuk Wakil Menteri Koordinator Kemaritiman Bidang Sumber Daya Manusia, Ilmu dan Teknologi, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin.

Selanjutnya, Wakil Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud serta perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian, mengunjungi sawah percontohan Mina Padi dan bertemu para petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sleman, pada tahun 2014, konsumsi ikan rata-rata di Yogyakarta hanya 19,17 kg/kapita/tahun, terendah dibandingkan 33 provinsi lain dan hanya sekitar setengah dari dari konsumsi rata-rata nasional sebesar 37 kg/capita. Pada tahun 2015, konsumsi ikan di Sleman sampai 22, 29 kg, naik sampai 16%. Minapadi dapat berkontribusi secara positif untuk menaikkan pasokan ikan, dan ketahanan pangan sertã nutrisi masyarakat.
Pertanian MinapadiPertanian Minapadi Foto: Dok. FAO

"Amat menyenangkan untuk melihat bagaimana upaya mengenalkan minapadi yang dikombinasikan dengan teknik-teknik inovatif cukup baik hasilnya di Kabupaten Sleman, "ungkap Mark Smulders, FAO Representatives di Indonesia, dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/1/2017).

"Antusiasme dari petani telah membuktikan: kita telah berhasil tidak hanya menaikkan pendapatan, tetapi memelihara, bahkan menaikkan produksi beras, dan memberikan masyarakat lokal sumber makanan yang penting untuk gizi yang lebih baik," lanjut Smulders.

Sejak 2015, Badan Pangan Pertanian PBB (FAO of the United Nations) bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional dalam pertanian melalui Inovasi Mina padi berbasis kluster di Sleman, Yogyakarta dan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat, seluas 25 hektar di tiap lokasi.

Dalam waktu yang tidak begitu lama, pendekatan inovatif yang mengombinasikan kearifan tradisional dan teknik serta bahan tanam yang modern telah membawa tiga keuntungan [triple win] pada petani, kelompok petani dan keluarga mereka. Tiga keuntungan itu adalah: naiknya produksi beras, naiknya pendapatan dan membaiknya nutrisi.

Sawah percontohan Minapadi menghasilkan kenaikan panen padi dari rata-rata 6.5 juta ton/ha menjadi 9.3 ton/ha dengan kualitas padi yang lebih baik sehingga petani dapat menjualnya sebagai 'padi sehat'. Penjualan ikan dapat mencapai sekitar 42 juta per hektar dalam satu musim. Dan juga, inovasi mina pagi menggunakan pendekatan ekosistem melalui nol pestisida, dan secara signifikan mengurangi level penggunaan pupuk kimia.


Petani RI Berbagi Pengetahuan ke Seluruh Dunia

Inovasi teknik minapadi yang diperkenalkan oleh FAO dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Pertanian, Perikana dan Kehutanan Sleman, telah dibagikan ke wilayah Asia Pasifik dan sekitarnya.

Perwakilan dari 15 negara telah mengunjungi kabupaten Sleman, dan ditambah banyak petani dari berbagai penjuru di Indonesia, semua mengekspresikan keinginan untuk mereplikasi pendekatan mina padi yang dilakukan di sini di Negara mereka dan di bagian yang lain di Indonesia.

FAO telah berkontribusi sekitar setengah juta dollar untuk membangun dan mendemonstrasikan best practice dari Mina padi, dengan sekitar 500 keluarga petani secara langsung mendapatkan keuntungan dari program itu.

"Saat ini adalah saat yang tepat, agar pertanian minapadi dapat diperluas untuk memastikan semakin banyak keluarga petani meraih hidup yang lebih baik, yang juga menguntungkan kehidupan di pedesaan melalui aktivitas ekonomi yang bergairah, dan memperbaiki akses untuk memperoleh pangan yang bergizi. Hal ini tidak hanya berguna untuk Indonesia dan banyak Negara di Asia. Petani di Sleman telah menunjukkan cara untuk mencapai kesuksesan itu," tutur Smulders. (hns/hns)

Hide Ads